Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Choi Hyunsuk/Hyunsuk Pradana Xiel
••••••
"Bunda uncuk pusing"
Jisoo langsung menoleh setelah melempar buku resep yang sedang di bacanya ke meja, ia lalu menghampiri Hyunsuk dan memegang keningnya untuk mengecek suhu.
"Aduhh kok panas sih dek, perasaan tadi baik baik aja"
"Pusingg bundaa, huweek"
Hyunsuk merengek semakin kencang setelah memuntahkan isi perutnya dan Jisoo semakin panik, ia lalu menggendong Hyunsuk dan membawanya ke kamar setelah membersihkan mulut Hyunsuk dengan tisu basah.
"Bentar ya sayang bunda telpon ayah dulu"
Hyunsuk menggeleng ia malah memeluk bundanya erat dan menangis semakin kencang karna tak mau ditinggal, Jisoo menggaruk kepalanya yang tak gatal ia ingin menghubungi Taehyung tapi ponselnya ia tinggalkan di kamar.
"Yaudah ayok bunda gendong, kita ke kamar bunda nelpon ayah ya"
Jisoo langsung menggendong hyunsuk lagi dan membawa Hyunsuk kekamarnya, lalu langsung menelpon Taehyung yang sedang berada di kantor.
"Halo tae"
"Emm kenapa jis"
"Ini Hyunsuk panas, muntah muntah, dia ngeluh pusing juga gimana ini"
"Sekarang dia gimana, kamu jangan panik dulu Jis"
"Ini anaknya masih nangis aja Tae gimana dong"
"Yaudah aku pulang kamu gak usah panik ya, sabar bentar aku langsung pulang"
"Iya kamu hati hati ya jangan ngebut"
"Iya sayang"
"Sayang masih pusing gak?"
Hyunsuk tak menjawab ia masih menangis tersedu sedu dan badannya nampak semakin lemas dan berkeringat.
"Dek duhh sakit banget ya"
Jisoo menggendong Hyunsuk lagi memeluknya erat dan mengelus-ngelus punggungnya lembut sambil menunggu taehyung pulang.
"Anak bunda pinter, sehat, kuat" Bisik Jisoo pelan ketelinga Hyunsuk, ia rasanya ingin menangis saja kalau sudah seperti ini.
"Jis Hyunsuk gimana"
Panik Taehyung setelah masuk ke dalam kamar, nampaknya sedari tadi Taehyung berlarian terlihat dari napasnya yang ngos-ngosan.
Hyunsuk yang tadinya tertidur dengan kain kompresan di keningnya langsung terbangun dan menangis lagi saat melihat ayahnya berada di depannya.
