Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
......
Satu jam lamanya Lia menangis di kamar Haruto sedangkan Ruto sendiri masih setia berada di balkon kamarnya.
"Sebenernya apa yang gue khawatirin sih" Gumam Haruto lalu masuk ke dalam kamar menatap sendu Lia yang masih menutupi dirinya dengan selimut.
"Li udah kek, lo nangisin apa sih?"
Tak menjawab Lia hanya semakin menangis, setelah mendengar cerita Hyunsuk sehabis makan malam tadi Lia tak memberikan reaksi apapun ia hanya langsung berlari ke kamar Ruto dan menangis.
"Li belum hancur, semua masih bisa diperbaiki" Ruto menghampiri Lia dan mengelus rambut kembarannya itu, satu hal yang jarang ia lakukan pada Lia.
"Bunda yang hancur To, habis ini bunda pasti pura pura bahagia sama ayah cuma karena kita." Lia duduk menatap Ruto nanar.
Ruto lebih dulu memeluk Lia menahan isakan tangisnya yang malah membuat dadanya semakin sakit.
Berbeda dengan Lia dan Ruto yang mengurung diri di kamar, Hyunjin jauh lebih berapi api, ia langsung menggedor pintu kamar sang ayah tanpa bisa Hyunsuk cegah.
"Jin udah ah, jangan bikin chaos napa sih"
Terdengar suara kunci diputar dan Hyunsuk langsung menarik paksa Hyunjin agar menjauh dari ayahnya.
"Masuk lo"
Hyunsuk melempar Hyunjin masuk ke dalam kamar sang bunda, melihat bundanya yang terduduk lemas bukannya terenyuh Hyunjin malah semakin marah, niatnya untuk memaki sang ayah semakin besar tapi pintu sudah lebih dulu di kunci oleh Hyunsuk.
"Tenangin diri lo, liat bunda Jin"
"Ngeliat bunda malah bikin gue semakin kesel mas" Lirih Hyunjin meremas rambutnya frustasi.
"Tenangin diri lo, kita selesaikan semuanya pelan pelan ya"
Hyunsuk memeluk Hyunjin dan mengelus punggungnya agar lelaki itu bisa tenang sedangkan Jisoo hanya bisa menatap kedua putranya itu dari kasur.
Junkyu masuk kedalam kamar sang ayah, ia sengaja masuk sesaat setelah ayahnya keluar untuk menemui Hyunjin tadi.
"Nyesel yah?" Tanya Junkyu lirih dan langsung dibalas anggukan Taehyung.
