Tentu Saja, Tidak.

490 54 1
                                    

Setelah sampai di kompleks milik kampus -- dekat dengan hutan rimba Koth -- semua orang menuju ke kamar masing-masing untuk membongkar barang mereka, dan istirahat.


Untungnya mereka diberikan sisa hari itu untuk istirahat.


Mereka berbagi dengan dua hingga tiga orang dalam satu kamar dan Adira memilih tongkat pendek. Dia berbagi kamar dengan orang yang paling tidak ingin dia jadikan teman sekamar, Iris.


"Halo! Selamat siang Nona Sylveris, Saya Iris Amaryllis Kalmia Latifolia. Senang bertemu dengan anda" Dia mengenalkan diri saat melihat Adira duduk di samping jendela, menikmati teh yang dibekalkan Lifa untuknya dengan sopan.


"Halo, saya Adira. Senang bertemu dengan anda juga" Adira menjawab sopan.


Tidak, sejujurnya, aku tidak ingin kenal denganmu.


Adira mencoba tersenyum tapi yang tampak malah canggung dan dingin. Dia tidak ingin terlihat jelas seperti itu dan mengangkat cangkir untuk menutupi sebagian wajahnya dari orang itu.


"Saya beruntung bisa berbagi kamar dengan anda, Nona Adira! saya selalu memperhatikan anda! anda adalah panutan saya dari semua nona bangsawan, walaupun saya palsu®" Dia mulai mengoceh dan terdengar sedih di akhir kalimatnya.


®Iris adalah orang biasa yang di angkat anak oleh bangsawan, jadi bukan asli bangsawan.


Tidak ingin berurusan apapun dengannya, Adira tetap diam. Dia tidak ingin berteman, tidak juga ingin menyinggung perasaannya.


"Para bangsawan terlihat begitu bersinar dan agung jika dilihat dari luar tapi saat benar-benar hidup di dalamnya, saya menyadari sangat sulit untuk hidup di lingkungan seperti itu"


"Nona Adira, bagaimana anda melakukannya? bagaimana saya bisa seelegan anda?" dia mulai bertanya dengan mata berkilauan dan itu mengambil semua keinginan Adira untuk tidak meninggalkan ruangan. Dia benar-benar tidak ingin berada di sekitar gadis itu.


"Nona Latifolia tidak perlu bertanya pada saya. Saya yakin anda diajarkan dengan baik bagaimana kalangan atas itu, benarkan? Atau Baron Latifolia tidak akan berani mengijinkan anda menghadiri pesta-menuju-dewasa walapun memang anda sudah dewasa (sudah waktunya)"


Ada sedikit perubahan pada ekspresi Iris sebelum dia dengan cepat mengembalikan (ekspresi) nya, tpi itu tidak luput dari pengamatan mata Adira, dan (Iris) tersenyum cerah seperti matahari terbit.


"Tentu saja, Nona Adira! Ayah sangat ketat dengan hal itu, terutama ketika berhubungan dengan sopan santun! Haha! Saya hampir tidak bisa kemana-mana karena pelajaran dikemas bersama dalam satu hari! Ah! anda tahu, Nona Adira-"


"Satu lagi, saya yakin anda sudah tahu jika memanggil seseorang yang tingkat kebangsawanan di atas anda dengan nama (depan) mereka dipandang kasar, bukan?" Dia bertanya selembut mungkin yang dia bisa. Dia tentu saja tidak ingin terlihat angkuh dan kejam.


"Y-ya" Iris menjawab setelah kata-katanya terpotong dengan peringatan kesalahan pada sopan santunnya, merasa dipermalukan.

She Becomes a Passive Villainess - Not! (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang