Apa Aku Ayahnya?

386 56 0
                                    

Setelah akhirnya Casimir tenang - dengan usaha keras dari Adira - dia mengantarnya kembali ke kamarnya. Mereka menyadari kalau naga kecil itu harus tinggal di ruangan Casimir untuk menghindari siapapun menemukannya.


Karena Casimir, sendirian, menempati ruangannya, Adira merasa tenang.


"bukankah ini tampak seperti orang tua yang bercerai dan setuju menempatkan sang anak tinggal di tempatmu untuk sementara?" Adira menggumam acak saat mereka berjalan kembali ke kamarnya.


Casimir merasa aneh setelah mendengar perkataannya. Dia kecewa dan senang di waktu yang bersamaan!


Dia berhenti berjalan tiba-tiba dan Adira menyadarinya. Dia juga berhenti dan menengok dengan pandangan penasaran.


"Ada apa?"


"kita tidak akan bercerai"


Serius? kamu ngambek karena itu?


"itu hanya candaan, Casey. Jangan terlalu dipikirkan. itu hanya seperti... hmmm... Analogi!"


Dia merasa gugup. Dia baru saja menenangkannya dengan bertingkah imut dan tidak berdaya entah berapa jam! Dia tidak boleh ngambek lagi!


"Lalu, apa aku ayahnya?"


"apa?"


"ayah dari si hitam kecil"


Ummm... dia bukan anakku atau anakmu, okay? Dia naga, okay? tolong berhenti menakutiku, Casimir Athanasius Rozen Versaillus!


"Ten-tentu...?" Adira menjawab, tidak mengerti maksud Casimir. Khawatir membuatnya kecewa lagi, dia menyetujuinya walaupun sedikit ragu-ragu.


Casimir, untungnya, tidak mempermasalahkan nada suaranya dan malah tersenyum gembira. Senyum itu berbeda dengan senyum yang dia lihat sebelum-sebelumnya. Yang ini terlihat seperti kebahagiaan dari seorang ayah yang berterimakasih pada istrinya karena telah memberikannya anak.


apa dia serius?


"Oke... sudah sampai. Terima kasih sudah mengantarku kembali, Casey" dia berkata setelah tetap diam dan tidak berani menatap senyum Casimir.


Dia (Casimir) hanya mengangguk tapi tidak berjalan pergi. Dia tampak seperti menunggu Adira masuk. Terburu-buru, agar bisa meninggalkan tatapan senang menusuknya, Adira segera mengetuk pintu.


Setelah beberapa ketukan, Iris, mengenakan gaun tidurnya, datang membukakan pintu. Tatapannya terlihat seperti Adira telah mengganggu tidurnya. Rambutnya mencuat tampak seperti rambut bantal.


Saat matanya melihat Adira, ada kekesalan tersembunyi disana sebelum menyapanya. Adira hanya sedikit minta maaf sebelum sekali lagi menengok pada pria di belakangnya.

She Becomes a Passive Villainess - Not! (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang