Itu Kamu

112 24 2
                                    

"Masih tidak mau mengatakan apapun?" William bertanya pada pria yang sudah babak belur dengan luka besar yang melewati mata kirinya ditambah wajah yang terlihat jahatnya.


Pria itu menatap tajam pada William sebelum meludahkan darah ke wajahnya dan masih tetap menutup mulutnya erat.


"Ah... kamu membuatnya seru... Kencangkan rahangmu untukku, dik" William menyeringai gila sebelum melemparkan pukulan keras kearah wajah pria itu. Hanya saja itu tidak hanya kepalan tangan, tapi juga buku-buku jari kuningan yang berada di keempat jarinya.


"Bagaimana dengan sekarang? masih tidak?" William dengan gembira bertanya pada pria pusing yang menggantungkan kepalanya - darah menetes lurus dari mulutnta langsung ke bawah ke celana basah dan kotornya.


Dan tetap, pria itu membuktikan kekeraskepalaannya dengan tetap diam.


William jauh lebih brutal daripada pria pertama yang menyiksanya. Pria ini benar-benar tidak menahan diri sama sekali! Dan dia bahkan menikmatinya!


"Awwe... aku sangat menyukai orang brengsek keras kepala sepertimu! Membuat permainan lebih berfaedah" Dia bersorak riang dan berbalik menengok kembali ke meja di belakangnya yang penuh dengan alat penyiksaan berserakan di atasnya.


"Hmm... apa yang harus aku pilih selanjutnya? Ah... bukankah kukumu kotor? Haruskah aku membersihaknnya? Kamu lebih suka tang atau baji? Aku pandai menggunakan keduanya, kamu tahu?"


Pria itu gemetar ketakutan saat dia melihat kesenangan murni bersinar di mata William ketika memutar-mutar objek di tangannya.


"Tidak menjawab? kalau begitu aku pilih baji. Semakin menyakitkan semakin menyenangkan, iya kan? Aku ingin tahu apa aku bisa mendengar jeritan indahmu. Kamu tahu itu adalah musik di telingaku. Jadi, berteriaklah untukku"


William dengan santai mengoceh dan mendekati pria itu, yang berusaha keras mundur walaupun dia tahu dengan pasti kalau dia tidak bisa lari kemana-mana.


William baru akan memukulkan baji itu ke kuku pria itu ketika pintu terbuka dan angin dingin berhembus membuat mereka merinding hingga ke tulang.


William langsung mundur dan berdiri tegak saat pria itu berdoa agar penyiksanya tidak berubah sekarang dan tentu saja bukan raja iblis besar kerajaan itu.


"Ah sepertinya kamu masih belum memuntahkan penawarnya" Sebuah suara gelap, pahit dan keras terdengar sebelum sosok Casimir terlihat dengan sempurna.


Dia adalah sosok menakutkan yang terlihat pada pandangan setiap orang di situasi dimana mereka berada. Dia anehnya sangat cocok dengan tempat gelap dan terkutuk ini.


"Siapa yang memerintahkanmu untuk menyerang Adira?"


Casimir tidak membuang waktu dan langsung bertanya pada poinnya - sangat tidak manis sama sekali.


Walaupun pria itu benar-benar menyesal karena mengambil pekerjaan ini, dia masih tetap diam. Ada banyak kerugian jika dia menumpahkannya.


She Becomes a Passive Villainess - Not! (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang