Kembali untuk Melihat Ayah

221 23 0
                                    

Selama dua hari selanjutnya, tanpa tahu masalah yang dibuat Iris telah bertebaran di kampus, Adira menghabiskan waktunya membantu kedai Peter dan Hyacinth -- membuat Owen lebih riang dan bahagia, termasuk untuk Stefan juga.


Bagaimanapun mengunjungi kedai itu adalah cara termudah untuk menemukannya.


"Yang Mulia, apa yang anda lakukan disini lagi?" Tanya Adira saat dia mengirimkan pesanannya dan meletakkannya dengan benar di depannya.


Walaupun pria ini selalu membuatnya kesal, dia dibesarkan dengan etiket yang benar. Jadi akan sangat memalukan jika namanya harus berkobar karena pria menyebalkan ini.


Dia juga perlahan terbiasa memanggilnya dengan hinaan sarkastik yang akhirnya menjadi julukan (nama panggilan) untuknya.


"Apa? tentu aku disini untuk makan. Untuk apa kau menanyakannya?" Dia mengangkat bahu dan mengambil alat makan sebelum memulai makan.


Adira hanya bisa menghela nafas dan bertanya "apa kamu tidak pergi ke sekolah?"


"Aku sudah bilang aku baru kembali dari kerajaan tetangga sebagai pertukaran pelajar. Aku sudah belajar disana selama satu tahun. Paling tidak, aku berhak istirahat, bukankah begitu?" Dia merengek seperti anak manja.


"Ya, ya" Adira mengabaikan komplennya dan hanya mendengar poin-poin pentingnya saja.


Jadi dia siswa pertukaran pelajar? antara dia pintar atau dia seseorang yang berasal dari kalangan atas.


Dia tidak mungkin benar-benar pangeran kan? aku belum pernah melihat pangeran kedua sih tapi aku dengar dia seumuran denganku. Aku juga mendengar dia pangeran riang modern yang berbanding terbalik dengan pangeran pertama yang dingin dan berhati gelap itu.


Pikir Adira saat dia terus menatap pria dengan rambut hitam itu tapi tampak ada warna perak di ujungnya seperti bercampur dan mata hijau kebiruan. Jika dia berperilaku lebih baik, dia mungkin akan percaya pada kebohongannya sebagai pangeran.


Fiufh, aku penasaran bagaimana kabar Casey di sekolah sekarang. Yah, besok hari terkahir libur pendek ini jadi aku benar-benar perlu kembali.


Menghela nafas setelah menatapnya, Stefan merasa di kritik oleh Adira dan merengek padanya "apapun yang sedang kau pikirkan, aku seratus kali lebih baik dari pada itu!"


"Astaga, tidak terima Yang Mulia? Oh ngomong-ngomong, mulai besok dan seterusnya aku tidak akan melihatmu lagi jadi aku pikir aku perlu berpamitan walaupun kamu sangat menyebalkan"


"Apa?! kenapa? kamu akan pergi?" Dia bertanya, hampir terdengar sedih saat dia menggigit garpunya, terlihat seperti anjing terbuang yang anehnya membuatnya lumayan imut.


Apa ini?


"Yah, tidak seperti seseorang yang bersantai-santai dan memaksakan apa yang dibilang istirahat, aku harus kembali ke sekolah. Sebentar lagi ujian" Sindir Adira dan melirik pada pria beruntung yang bisa pergi sesuka hati dan menghela nafas saat dia (Stefan) secara tidak langsung mengingatkannya pada hal melelahkan itu.

She Becomes a Passive Villainess - Not! (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang