Prolog

4 3 0
                                    

Pagi ini terasa sunyi, tapi dibalik kesunyiannya, terdapat sebuah kenyamanan. Matahari pun masih malu-malu menampakkan dirinya. Udara dingin sangat terasa menyentuh kulit. Cocok jika ingin terus-menerus bergelung di balik selimut. Namun, berbeda dengan seorang gadis yang kini sudah menerbitkan senyum cerahnya yang tak pernah luntur dari awal ia bangun.

“Mau pacaran lagi sama laptop?”

Gadis itu mendengkus kesal. Sebenarnya ia terkejut dengan kehadiran laki-laki yang kini sudah berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Matanya menyorot tajam, raut wajahnya hanya datar tanpa emosi, tapi gadis itu tahu, dari nada bicaranya yang jika orang lain yang mendengar akan terasa datar, laki-laki itu sedang menahan kesal.

“Sebentar doang, ya?” Gadis itu menatap laki-laki di depannya dengan binar memohon. Sangat menggemaskan.

Laki-laki itu mengembuskan napas kasar lalu menarik tangan gadisnya menuju ranjang gadis itu. Ia membuka laptop dan membuka file yang diinginkan gadisnya. “Selesaikan sekarang.”

Sang gadis bersorak kegirangan. Ia segera membaca isi file tersebut berharap tak ada kesalahan sedikit pun. Laki-laki di sebelahnya hanya memandang gadisnya yang masih fokus membaca. Ia menarik sudut bibirnya saat sang gadis berceloteh kesal dan tak lama menggigit guling yang ada di pelukannya untuk menahan teriakannya.

Setelah berjam-jam menghabiskan waktu untuk membaca keseluruhan isi file, laki-laki itu terkejut melihat bagian akhir dari isi file sang gadis. Raut wajahnya kembali datar. Ia menatap gadisnya tajam.

“Apa maksud kamu, Agni?”

***

DescolarWhere stories live. Discover now