#Lembar11: Pertemuan Kedua dengan Zav

516 90 13
                                    

Pukul tujuh malam, sebelum Jehan makan malam, sebuah teriakan dari luar seolah mengganggu pendengaran gadis itu. Si cantik berambut pendek itu membuka jendela kamarnya untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh manusia berisik satu itu. Padahal, tidak usah melihat keluar juga Jehan sudah tau bahwa itu Raka yang sedang bersiap ngamen di kafe.

"Jeje! Main yok!!" seru Raka lagi sembari melihat ke arah jendela kamar Jehan.

"Apa sih?! Berisik! Ganggu tetangga aja" balas Jehan sedikit berteriak.

"Temenin gue manggung!" balas Raka ikut berteriak. Laki laki itu kini sudah duduk di atas motor dengan helm tersangkut di kepalanya.

"Pacar lo mana?" tanya Jehan kini menumpu tubuhnya bada bingkai jendela.

"Ada urusan pribadi"

"Selingkuh tuh!!"

"Bacot, buruan ayok!!" seru Raka sembari menggas motornya beberapa kali.

"Iya iya bentar"

Jehan mengganti pakaian tidurnya lalu meraih tas kecil yang selalu ia ajak keliling kota. Setelah memakai bedak sedikit, Jehan langsung turun dan berpamitan pada Ibun yang sedang mempersiapkan makan malam.

"Bun, Jeje keluar dulu ya" pamitnya sembari mencium pipi Ibun.

"Kemana, ih. Ini makan malamnya udah Ibun siapin loh" balas Ibun menahan tangan Jehan yang hendak berpamitan.

"Nemenin anaknya si Abi tuh, mau ngamen" balas Jehan dengan wajah sebal yang dibuat buat.

"Yaudah, hati hati, cepet pulang ya, Kak" balas Ibun akhirnya.

"Siap, dadah Ibun"

"Kak Jeje mau kemana, Bun?" tanya Gibran yang baru saja keluar dari kamar.

"Pacaran" balas Ibun melanjutkan kegiatannya.

"Hah?"

...

Lampu yang tadinya hijau, berubah kembali menjadi merah. Padahal Raka sudah ngejar banget biar nggak kena macetnya lampu merah, tapi usaha ngebutnya sia sia seketika.

"Raka" panggil Jehan saat motor Raka berhenti.

"Hm?" dehemnya.

"Pacar lo kemana?" heran Jehan. Ini sudah yang ke dua kalinya Raka meminta Jehan untuk menemaninya manggung.

"Lagi quality time sama Mama, Papa nya" jawab Raka seadanya.

"Emm... Dante ikut?" tanya Jehan berhati hati.

Raka diam sejeda, menatap pantulan wajah Jehan dari kaca sepionnya.

"Mana gue tau" balas Raka. "Tapi kaya nya ikut sih, soalnya kaya acara keluarga gitu. Tapi nggak tau juga deh, mantan lo kan banyak ulahnya" sambung Raka sembari menekan kata mantan pada ucapannya.

Bugh!
"Minta diguyur air mendidih ni orang"

• ° •

Seorang laki laki berkemeja dengan lengan yang ia gulung sampai siku, jam tangan melingkar di pergelangan tangan, rambut dengan sedikit poni menutupi kening, serta sneakers yang selalu jadi temannya berkelana itu tengah melayani seorang pembeli yang hendak membayar minumannya.

"Ini kembaliannya" ujarnya sembari memberi satu lembar uang lima ribu.

"Makasih mas" jawab si pembeli sembari tersenyum malu malu karena Tuan kasir yang ramah.

"Datang lagi" ujarnya lagi saat si gadis hendak pergi.

"Pasti" jawabnya kemudian pergi dari sana.
Pemuda berhidung mancung itu terkekeh singkat, memang tidak heran Ayah memintanya untuk menjaga kasir, kenyataanya saat ia yang melayani pembeli, banyak yang berkunjung meski di dominasi gadis gadis.

Querencia✔Where stories live. Discover now