#Lembar1: Vespa vs Ninja

1.1K 141 22
                                    

Pagi pagi Jehan sudah nangkring dihalaman depan sambil menyiram tanaman hias milik Ibun. Ditemani dengan Gibran yang sedang sibuk mencuci vespa kesayangannya yang ia beri nama Lexi. Kebiasaan setiap hari minggu memang begini, Ibun beres beres dapur, Jehan urusan halaman, sementara Gibran mencuci kendaraan.

Bunyi mesin motor membuat Jehan melirik kerumah tetangga sebelah. Disana ia melihat Raka tengah memanaskan motornya ditemani Abi yang tengah baca koran pagi sambil nyeruput kopi.

"Woi, kemana? Pagi pagi udah rapi" celetuk Jehan melihat Raka yang sudah ganteng dengan kaus serta jaket denimnya.

Raka melirik Jehan yang berdiri didekat pagar yang membatasi antara rumahnya dan rumah Jehan.

"Melakukan hal yang tidak bisa jomblo lakukan. Apalagi jomblo yang gagal move on" balas Raka hingga Jehan menyiramnya dengan air selang. Membuat baju Raka jadi terkena cipratan air.

"Ngomong sekali lagi, gue cemplungin lo ke empang!" balas Jehan murka mendengar ucapan sahabatnya. Si Abi hanya geleng geleng kepala melihat tingkah anaknya dan anak tetangga yang seperti itu. Rasanya sudah sepeti makanan sehari hari melihat kelakuan Jehan dan Raka yang tidak ada akurnya, tapi selalu menempel kemana pun pergi.

"Et, ada yang iri" balas Raka lagi masih meledeki sahabatnya yang katanya gagal move on itu.

"Raka!" satu siraman lagi mengenai salah satu jaket kesayangan Raka.

"Je, basah nih, masa gue ngapel baju gue basah gini, sih" gerutu Raka sembari meratapi jaketnya yang terkena serangan dari sahabatnya.

"Rasain! Suruh siapa nyebelin" balas gadis sulung si Ibun dengan menjulurkan lidahnya diakhir kalimat.

Raka nampak merajuk karena bibirnya sedikit maju. Setelah itu, pemuda yang akrab di sapa Raka itu pergi mengendarai motornya. Katanya sih pengen jenguk pujaan hati yang lagi sakit. Padahalkan semalam baru saja menjenguk sekalian nganterin telur gulung.

Jehan melanjutkan acara siram menyiramnya. Dengan hati kesal karena hari minggu cuma duduk diem dirumah tanpa ada yang ngajak kemana mana.

"Dek, nanti jalan jalan, yuk" kata Jehan pada adiknya yang tengah bersiul siul sembari menggosok si Lexi dengan spons.

"Gue udah ada janji" jawab Gibran tanpa mengalihkan pandangannya dari ketampanan Lexi.

"Dih, tumben. Sama siapa?"

"Sama kasur" jawaban Gibran membuat air selang lagi lagi muncrat. Mengenai kaus serta celana pendek adiknya. Memang Jehan ini hobinya nyiksa.

"Kak Jeje!!!!!!" teriak Gibran histeris karena badannya jadi basah kuyup.

Pemuda bernama lengkap R. Gibran Atmadeva itu mengambil selang air satu lagi dan membalas perbuatan kakaknya. Jadilah kakak beradik itu saling siram siraman air selang. Membuat baju Jehan jadi ikut kuyup seperti Gibran. Meski keduanya saling menyerang, justru mereka malah tertawa riang layaknya anak kecil yang senang main becek.

"Jeje! Gibran! Siapa yang suruh main air?!" mampus sudah, bunda ratu ngamuk.


• ° •

Motor sport Raka terparkir didepan sebuah rumah bercat krem. Setelah melepas helmnya, pemuda itu berjalan dan berhenti tepat didepan pintu. Ia ketuk pintu itu beberapa kali hingga akhirnya memunculkan seorang wanita paruh baya dengan kain lap tersangkut dibahunya. Seolah sudah sangat mengenal Raka dengan baik, wanita itu langsung menyambut Raka dengan sangat ramah.

Querencia✔Where stories live. Discover now