HMM

2.3K 439 81
                                    

From: Mao
To to tonooo

Haruto yang baru selesai mengerjakan tugas langsung menoleh pada ponsel yang masih tersambung dengan panggilan suara bersama Mara.

"Raa? Kamu masih hidup?"

"Hm ... bentar, aku lagi ngitung rumus."

"Belum beres?" tanya Haruto sembari membalas pesan untuk Mao.

Haruto: Apaan?
Haruto: Jangan suru gue ngejar dino lagi! Sumpah mabok trigono

"Nomor berapa, Ra?" tanya Haruto yang memang memiliki buku yang sama dengan tugas yang Mara dapatkan.

"Lima, itu disuru nyari cos."

Haruto kembali membuka bukunya, membaca soal dengan contoh gambar tersebut. "Mmmm, cari dulu 'b'nya pake rumus Phytagoras," jelas Haruto. Buku paket lelaki itu juga sama-sama masih kosong dan belum dikerjakan. Jadi sekalian saja ia juga ngisi.

"Akar dari akar tiga pangkat dua ditambah satu pangkat dua."

Tangan Haruto dengan lincah menulis apa yang Mara sebut dan menghitungnya, "Akar empat, dua berarti."

"Itu baru c kan yang kita cari?"

"Iya, cos alpha berarti b per c. b-nya satu, c tadi yang dua."

"Oke berarti setengah jawabannya."

"DUA JUTA RUPIAAAAH!"

Tawa Mara terdengar dari panggilan suara yang di loudspeaker tersebut. Tetapi fokus Haruto teralihkan pada voice note yang Mao kirim.

"Jadi cewek tuh gak usah keganjenan! Sok cantik banget lo deketin cowok gue!"

Haruto menaikan sebelah alisnya kala mendengar voice note yang dikirim oleh teman sekelasnya, "Siapa lagi anjir ini yang labrak?"

"Hah? Kenapa Ru?"

Haruto langsung tersadar bahwa ia masih berada di panggilan suara bersama Mara. "Oh? Ini temen sekelas aku ada yang mulai merusuh lagi," jawab Haruto. Remaja yang sudah memakai kolor itu kini beranjak menuju lemari untuk mengambil celana panjang dan jaket.

"Jeongu?"

Kekehan muncul begitu saja dari bibir Haruto, "Temen sekelasku bukan cuma Wowo, Ra."

"Oh ... kamu kan biasanya cerita temen sebangku kamu itu."

"Iya sih, emang yang paling banyak tingkahnya ya Si Uwo." Haruto mengambil ponsel dan dompetnya. Lalu beranjak keluar dari kamar.

"Kamu mau kemana?"

"Keluar dulu, Bund," jawab Haruto langsung mencium tangan Sang Bunda yang sedang nonton sinetron kesayangannya.

"Pulangnya beliin Bunda martabak telor sama kejuuuu."

"Siaaaaaap," balas Haruto yang keluar menuju garasi melalui pintu dapur. Haruto dengan cepat berlari ke depan terlebih dahulu untuk membuka pagar, lalu kembali masuk ke dalam garasi.

"Ra, mau jalan-jalan ga?" tanya Haruto kepada sambungan suara yang sedari tadi memang masih terhubung.

"Kemana?"

"Keliling-keliling cari keributan," jawab Haruto bercanda. Lelaki itu kini sudah merubah mode panggilan suara menjadi panggilan video. Sedangkan Mara di sebrang sana sudah heboh harus mengangkat atau tidak. "Angkat, Raaaa."

"Iyaaaa," balas Mara dan disusul oleh wajahnya yang kini memenuhi layar ponsel Haruto.

"Temenin aku jalan-jalan," kata Haruto sembari meletakkan  ponselnya di jok samping kemudi, tetapi menghadap ke arah Haruto yang sedang menyetir. "Kapan lagi liat cogan nyetir coba?"

[3] KIMcheees 3x✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang