Untuk Si Anak Ketiga

3.7K 607 111
                                    

"Bun sebenernya ini acara ulang tahun A Mbin atau sunatan A Mbin sih?" tanya Haruto yang baru saja pulang dan mencomot gorengan yang ada di meja ruang keluarga.

"Kamu bukannya mandi dulu! asal ambil gorengan aja!" omel bunda saat melihat putra bungsunya kini sedang asik duduk di sofa sembari memakan gorengan. Jangan lupakan sepatu, tas, dasi dan seragam sekolah yang berserakan di ruang keluarga.

"Bentar Bun... Uto capek," kata Haruto yang kini sedang memainkan ponsel menggunakan tangan kirinya.

"Capek apaan kali lo," komentar Dahyun yang kebetulan lewat dengan tangan membawa hasil masakan di dapur, "disekolah cuma belajar, berangkat sama pulang bawa mobil."

"Teh... nyetir juga butuh energi buat nginjek gasnya," bela Haruto, "belajar membutuhkan effort untuk berpikir--"

"Emang effort apaan?" sela Dahyun memotong perkataan adiknya.

"Sejenis obat pinter?" kata Haruto balik bertanya, "atau temennya kenalpot?"

Untung saja Dahyun sedang tidak memegang senjata tajam, atau beda tumpul yang sangat cocok untuk membuat Haruto gegar otak ringan.

Sore ini suasana rumah cukup ramai, setidaknya tak sesepi hari-hari biasa yang hanya ada Bunda sendiri. Hari ini Dahyun izin bekerja, Hayi dan Sang Mama juga diundang oleh Bunda untuk datang, tetapi mereka belum tiba.

Spesial hari ulang tahun Hanbin, bunda membuat acara makan-makan dengan mengundang beberapa teman Hanbin. Dan semua itu tentu saja dilakukan tanpa sepengetahuan dari manusia yang sedang bertambah usia itu.

"Bun, emang A Mbinnya bakalan pulang cepet?" tanya Donghyuk yang terlihat baru tiba bersama Sang Kekasih, "biasanya kan pulang malem."

"Kamu dateng tuh salam dulu, ini langsung nyerocos aja..." komentar Bunda saat putra keempatnya itu sedang mencium tangannya.

Donghyuk hanya menyengir saja, "Ya kan jaga-jaga Bun, takut aja A Mbin pulangnya malah kaya hari-hari biasa."

"Bagus itu," saut Haruto yang masih asik memakan gorengan, "bisa sekalian sholat tahajjud berjamaah."

"Ya anying, nanti tragedi Mas Jinan beberapa tahun lalu," saut Dahyun dan disusul gelak tawa Donghyuk saat mengingat kejadian itu.

"Emang kenapa?" tanya Haruto bingung, tak tahu apa-apa.

"Lo belum lahir," jawab Dahyun asal, "jadi ga akan tau."

Kasian Haruto, mentang-mentang muncul belakangan jadi ketinggalan berita. Padahal sebenarnya waktu itu Haruto udah lahir, cuma belum muncul aja ke keluarga ini.

"Selamat Soreee... Jihan Dihan muncuuuul neeeeh..." suara berat Bobby membuat para manusia yang ada di ruang keluarga langsung menoleh dan dengan antusias menghampiri Bobby.

Bukan, mereka antusias bukan kepada Bobby. Melainkan kepada bayi perempuan dengan pipi bulat yang ada di gendongan Bobby.

"Jiaaaaan..." panggil Dahyun heboh, "itu pipi kenapa makin gede siiiih."

"Bibibin..."

"Mang Mbin belom dateng," kata Donghyuk yang berusaha untuk mengambil alih Jihan, "emang bener-bener ya ini anggota tetap Hanbin Empire."

"UTOOOOOOO!"

"Ini lagi, masuk-masuk langsung Uto..." komentar Bunda saat Jisung, cucu pertamanya muncul dengan tangan membawa tote bag besar yang dapat dipastikan bahwa itu adalah kado.

"Utooo! Hipibisdey!" kata Jisung memberikan tote bag tersebut kepada Haruto yang tentu saja dengan heboh menerima tote bag tersebut.

[3] KIMcheees 3x✓Where stories live. Discover now