Circle Yang Sulit Ditembus

1.6K 351 31
                                    

Ayah Heechul beserta para anak lelakinya tidak lagi bisa berkata-kata. Teh Ipar's memang selalu lebih unggul dari Heecucees, termasuk dalam sesi baju lebaran yang kompak. Kali ini pilihan mereka adalah kaftan berwarna baby pink. Bunda hanya membeli untuk para rangers-nya.

Kekompakan para Rangers ini memang diluar nalar. Hayi bahkan rela pulang dulu biar bisa foto bareng mereka, Hanbin nggak penting, mukanya ada di foto The Ipars jauh lebih penting.

"Harusnya Jungkook juga dikasih gamis," komentar Bobby yang duduk pasrah memperhatikan tingkah para The Ipars. "Biar kayak jemaah pengajian Mamah Dedeh."

Mas Jinan yang duduk sembari menggendong putra bungsunya memilih untuk membiarkan sang istri fokus pada baju seragam yang dipilih Bunda. Toh baju lebaran itu hanya dipake untuk foto-foto ini sebelum mudik ke rumah Nenek.

"Baju lebaran, tapi fotonya sebelum lebaran." Sekarang bagian Haruto yang nyinyir, kayaknya dia iri nggak dibeliin kaftan. "Pembohongan publik itu, nanti pas di-posting ke Instagram berlagak idul fitri."

Bunda membeli seragam jadi untuk para pasukannya. Jungkook juga termasuk dalam daftar walaupun sebenarnya lebih senang jika tidak dapat. Warnanya terlalu imut buat dia yang macho, kalo Jungkook beberapa tahun lalu sih oke aja pake baju baby pink.

"Ini bagus banget warnanya," komentar Jisoo yang masih terpana pada tunik milik ia dengan renda di bagian tangannya, "bagus buat hari pertama. Mba, Yi, pake ini aja--"

"Bubu, kita udah beli baju seragam loh!" sahut Bobby tidak terima. Biasa-biasanya baju kembaran keluarga inti yang udah dibuat dari sebelum lebaran kalah sama baju dinas The Ipars.

Jinan ikut mengangguk setuju. Sama seperti Bobby, ia dan keluarga kecilnya sudah membuat baju kembaran juga. Ini lebaran pertama Sanha masa iya mamanya pake baju beda. Lagipula, keluarga Jinhwan tidak ikut mudik ke rumah nenek, Sanha masih kecil, kasihan. "Lagian, Sana nggak ikut mudik. Hyuk, lo juga kagak ikut mudik, kan?"

Donghyuk menggeleng. "Gue nyusul pas malem takbiran, distro lagi rame."

"Cuan, cuan, cuaaan," sindir Bobby pada adiknya itu. "Duit bisa dicari, Hyuk. Kumpul keluarga itu langka.'

Donghyuk tentu saja melirik sinis. "Lo punya banyak karyawan, mereka dengan senang hati lembur buka counter. Sedangkan gue cuma berdua sama Ahra."

"Asik, mulai adu nasib, nih." Si Bungsu Haruto mulai melaksanakan job desk sebagai penghasut. "Lagian B cell mana bisa disamain sama Dha's Clothing."

"Heh--"

"Kak Dongi, tolong fotoin kita dulu di depan. Buat stok posting lebaran nanti." Perkataan Bobby terpaksa berhenti saat Bunda datang memanggil seksi dokumentasi langganan. "Konsepnya mau kayak arabian gitu ya, Kak."

Donghyuk yang awalnya sedang duduk lesehan bersama Haruto kini terpaksa beranjak menuju kamar, mengambil kameranya. "Sebentar, aku ambil alat perang dulu. To, ayok ikut. Lo pegang reflektor cahaya."

"Ini Heechucees diem aja, nih?" tanya Ayah yang tiba-tiba saja mereka tidak mau aklah. "Ayo kita bikin juga. Konsepnya beda. Hyuk, sekalian bangunin Dahyun."

Dengan senang hati Donghyuk menolak. Membangunkan Dahyun sama saja seperti mempertaruhkan kesabaran puasanya. Perempuan itu mau dibilangin ada Mara sama Jungkook juga nggak peduli, kalo ngantuk ya tetep tidur. "Uto aja, tuh."

"Weh," protesnya dengan cepat menoleh pada para pasukan di lantai satu, ia berada di tangga menuju lantai dua, "wes ewe s ewes bablas nyawaku."

Bener, sih. Emang dasarnya Dahyun masih sensi sama Haruto, terus sekarang malah disuru bangunin itu perempuan. Bisa pindah dunia ke akhirat si Uto.

[3] KIMcheees 3x✓Where stories live. Discover now