dr. Kim Hanbin

2K 454 98
                                    

Sore ini rumah sedang ramai. Mas Jinan dan keluarga bahkan datang, walaupun Mba Sana sedang pucat. Wanita hamil tri semester awal itu sedang dalam fase mabok, tetapi memaksa ingin ikut.

"Selempangnya ada di siapa?" tanya Jisoo, Kakak ipar kedua Hanbin yang paling antusias. Entah mengapa, dibandingkan Bobby yang lahir dari rahim yang sama dengan Hanbin, sepertinya Jisoo jauh terlihat lebih bangga.

"Ada di Uto," jawab Dahyun. "Dan dia belum pulang."

"Loh? Nanti kalo Hanbin yang pulang lebih dulu, gimana?" tanya Jisoo, wajahnya terlihat panik.

"Aman Teh, Si Uto udah dijalan ..." saut Donghyuk. "Bentar lagi juga nyampe, dia kan pake motor. Jadi bisa nyalip-nyalip, sama gak perlu nganterin temen-temennya."

"A Mbin lagi berantem ya sama Teh Hayi?" tanya Ahra kepada Donghyuk. Perempuan itu tak melihat Hayi di acara spesial ini, padahal seharusnya Hayi ada dan menjadi seksi sibuk.

"Lagi di luar kota," jawab Donghyuk. "Kakaknya kan mau nikah."

"Oh iya," gumam Ahra. Perempuan itu teringat akan cerita Hayi yang akan pulang ke keluarga Papahnya.

"Assalamu'alaikum ..."

"Mbiiiin!"

"Mang Utooooo," rengek Haruto karena lagi-lagi ia dikira Hanbin oleh Jihan. "Ini Mang Uto yang ganteng, kalo Mang Mbin jelek."

"NAN!" teriak Jihan yang terlihat tidak setuju dengan perkataan Haruto. Bayi perempuan yang sudah lancar berjalan itu kini sudah menjauh dari Haruto, dan kembali kepada Sang Nenek yang duduk di ruang keluarga.

"To, mana selempangnya?" Jisoo langsung menagih selempang untuk Hanbin kepada Haruto.

"Iya buset, ini ..." kata Haruto, menyerahkan plastik berisi pesanan Jisoo yang baru Haruto ambil di tukang bordir.

"A Mbinnya kapan pulang?" tanya Haruto, remaja yang masih memakai seragam sekolah itu kini sudah asik duduk di ruang keluarga, mencomot macaron entah milik siapa.

"Katanya sih sore, jam limaan ..." jawab Bunda. Wanita itu masih asik bermain dengan tiga cucunya. "Kakak, mainnya dimainin yang bener dong. Masa dilempar ke Dihan."

"Cung ... Cung, sepupu lo diem aja, kaga buat dosa apa-apa."

"Toto icik!"

Agenda kumpul sore hari ini adalah merayakan kesuksesan Hanbin dengan gelar yang sudah diperjuangkannya. Akhirnya Si Mantan lambe itu mendapatkan gelar dokter, setelah sekian lama cosplay menjadi zombie.

Walaupun tidak kumpul lengkap, tetapi mereka tetap heboh. Ayah terpaksa absen merayakan kesuksesan satu-satunya anak yang menjadi penerusnya, sedangkan Hayi tidak datang karena banyak hal yang membuatnya tak bisa hadir. Pertengkaran yang belum berakhir adalah salah satunya.

"Si Hanbin abis ini udah bisa kerja jadi dokter ya?" tanya Bobby dan langsung mendapatkan toyoran dari Dahyun.

"Nggak, dia harus magang dulu," jawab Jisoo, wanita itu menyuapkan kue kepada Suaminya. "Internship di rumah sakit sama puskesmas."

"Lah nikahnya gimana?" tanya Dahyun. "Katanya mau tahun ini."

"Waktu ayah internship, Bunda lagi hamil Hanbin. Jadi nikahmah gak akan masalah, toh gak ganggu kegiatannya,"

"Asal A Mbin ada duit aja," saut Donghyuk. "Buat ngasih makan Teh Hayi."

"Weeeh, duit A Mbin banyak anjir Kak ..." saut Haruto. "Nol-nya lebih banyak daripada nilai ulang Nobita."

"Iya lah, cees Kak Namjoon di studio ..." saut Dahyun. "Nyiptain satu lagu, duitnya bisa buat beli Lamborghini."

"Bang Ibob juga noh," saut Haruto, lelaki itu seakan sedang melaporkan aliran dana Sang Abang. "Dapet duit kalo udah dateng ke studio."

[3] KIMcheees 3x✓Where stories live. Discover now