Ruru

2.6K 457 194
                                    

Tatapan mata Haruto yang awalnya membulat kini kembali normal, bahkan terlihat penuh tandanya saat melihat gadis yang awalnya sudah keluar pagar itu dengan secepat kilat kembali berbalik dan masuk ke dalam rumah.

"Mara masih tinggal di rumah itu, Pak?"

"Ya, keluarga Nakamoto masih tinggal di sini. Nona Mara bahkan berkali-kali menanyakan kabar tentang Tuan."

Senyuman Haruto terbit begitu saja, seketika seluruh memori tentang gadis seusianya berdatangan memberondong ingatannya. Nakamoto Mara, perempuan yang selalu mengikutinya sejak sekolah dasar. Haruto ingat saat terakhir sebelum ia pergi mencari Sang Bunda, Mara yang menemukan alamat Graha Permai di nakas milik Bunda.

"Dia masih ga punya teman?"

"Sepertinya lingkungan komplek disini memang seperti ini, Tuan."

"Ah iya, disini sama tetangga gak saling kenal sih."

"Memang di rumah baru Tuan Muda, tetangganya saling akrab?" pertanyaan security tersebut langsung dijawab anggukkan antusias dari Haruto.

"Saya bahkan bisa santai numpang BAB di rumah tetangga ..." jawab Haruto bangga seakan itu adalah sebuah prestasi. "Kadang juga numpang makan, atau asal ambil makanan di warung depan."

"Warung?" Jelas Security keluarga Watanabe itu terkejut. Hei Haruto dahulu bahkan anti pergi ke minimarket.

"Jadi manusia yang sesungguhnya itu menyenangkan, Pak."

"Ya setidaknya kamu punya teman, bukan sama anak panti kaya waktu disini. Atau diganggu oleh Mara yang selalu mengikutimu"

"Sekarang Haru punya banyak temen, dari yang tua sampe bocah juga ada, Pak."

Haruto dan security rumahnya itu masih terus mengobrol. Banyak topik yang mereka bicarakan. Dan tanpa keduanya sadari, ada seorang perempuan di balik pagar rumah sebrang yang memperhatikan keduanya.

"Itu benar-benar Ruru, kan?"

💃

"Tuan Jidi bilang, besok beliau akan datang. Tuan muda akan pulang kapan?"

Haruto yang sedang asik memakan makan malamnya seketika terdiam sejenak, "Lusa saya pulang ..." jawab Haruto. "Tolong pesankan tiket ya, Pak. Nanti saya beri tahu tujuannya."

Kepala pelayanan di rumah besar itu dengan senang hati mengangguk. Ia sangat senang karena mendengar Haruto mengucapkan kata 'tolong'. Dahulu Haruto dengan senang hati memerintah tanpa ada rasa hormat kepada yang lebih tua.

"Besok Tuan akan ke Panti?"

Haruto menganggukkan kepalanya, "Iya ... Pagi-pagi saya akan ke sana. Jangan kasih tau Ibu Panti, ya Pak."

"Baik Tuan," Senyuman tak pernah pudar dari bibir Pak Moon, kepala pelayan yang sudah melayani Haruto semenjak kecil itu kini merasa bersyukur karena remaja laki-laki yang sangat galak, angkuh bahkan cenderung tak sopan kini menjadi pribadi yang sangat baik.

"Saya mau keluar dulu," piring makan malam Haruto kali ini sudah bersih tak terisa. "Gak jauh kok, cuma mau ngajak Mara keluar."

"Nona Nakamoto Mara?" untuk meyakinkan Pak Moon mengucapkan dengan jelas nama perempuan yang sebenarnya tak asing di telinganya. Sedangkan Haruto hanya mengangguk saja sebagai jawaban, "Dahulu Nona Mara sering bertanya kepada orang-orang yang ada di rumah ini tentang keadaan Tuan. Tetapi kami saja tidak tahu kabar Tuan."

Senyuman terbit dengan sendirinya di bibir Haruto, "Saya keluar sekarang ya, Pak."

Menyambar jaket berhoodie miliknya, Haruto dengan semangat melangkah keluar dari rumah. Remaja lelaki itu bahkan melompati beberapa anak tangga di teras agar tiba lebih cepat ke halaman rumah dan setelah itu berlari menuju gerbang rumah yang jaraknya cukup jauh di depan sana.

[3] KIMcheees 3x✓Where stories live. Discover now