Akhirnya Nikah Juga

643 155 58
                                    

"BUSET JIHAN PAKE KEBAYA TAPI BAWAHNYA HOT PANTS."

Kim Jihan ini memang bukti dari bahayanya kromosom susah di atur milik Bobby. Bayangkan, semua sepupu lelaki Jihan sudah rapi memakai beskap hitam, sedangkan Jihaan yang seharusnya memakai kebaya dan songket senada dengan batik keluarga, kini sudah berlarian mengenakan kebaya dan celana pendek berbahan jeans yang seharusnya menjadi dalaman songket. Perempuan itu menolak keras memakai songket karena kesulitan untuk berlari. 

"Kakak Jihaaan, roknya mana?" Hanbin menyegat langkah Jihaan yang sedari tadi berlarian ke sana kemari. 

"Lribet, Mang," balas Jihan yang akhirnya tidak berlarian, namun tak bisa dibilang diam juga karena kini tangannya sudah sibuk memainkan kaki Hajoon. "Adeeek banguuun!"

Hanbin jelas langsung menjauhkan putranya yang sedang terlelap di gendoangan ia. "Buseeet, Kakak ini manusia, bukan boneka yang ada di kamar kamu."

Jihan ini memang kelewat bar-bar dan korban langganannya akhir-akhir ini adalah Hajoon, anaknya Hanbin dan Hayi. Terakhir saja wajah Hajoon habis dihias dengan make up untuk anak milik Jihaan. Syukur saja kulit Hajoon aman karena mendapatkan keturunan muka tembok dari sang papah. 

"Mang, aku gendong adek dong," hobi terbaru Jihan itu memangku Hajoon. Biasanya ada bantal yang mengalasi tubuh Hajoon yang diletakkan di atas kaki Jihan.  

"Nanti aja, kita mau berangkat ini," tolak Hanbin yang tidak terkecoh dengan tatapan berbinar sang keponakan. "Sana pake roknya dulu, Kakak naik mobil sama Yayah atau sama Mang Mbin?"

Bibir Jihan sedikit manyun. "Pake rlok pake rlok, Mang Mbin tuh cuma pake kololr tuyul!"

Iya, Hanbin nyuruh keponakannya buat pake songket, sedangkan dia juga baru pake batik keluarga dan kolor upin-ipin andalahan. Papah muda itu lebih dulu menjaga sang putra sembari menunggu istrinya didandani. "Panggil Tante Ayi, gih."

Lirikan tajam langsung Jihan berikan pada sang paman. "Siapa kamu sulruh-sulruh aku?" sewotnya sembari membuang muka dan pergi begitu saja. 

Sedangkan Hanbin hanya bisa menghela napas saat melihat keponakannya melangkah dengan angkuh menuju salah satu kamar di rumah keluarga Kim. "Anak Bobby, anak Bobby ...."

Ya, pokoknya kalo tingkah Jihan atau Dihan aneh, udah pasti dicap sebagai anak Bobby. Kalau tingkahnya baik, pinter, nurut, baru anak Jisoo. 

"Hanbin! Kamu kenapa belum pake celana?" Bunda yang sudah siap dengan kebaya dan sanggul serta make up langsung menatap tajam pada anak ketiganya. "Bener-bener ya anaknya Heechul nggak ada yang waras," gumam Bunda sembari melangkah menjauhi Hanbin, "yang paling kecil masih tidur, yang udah nikah masih tetep susah diatur."

Mulut Hanbin masih terbuka lebar. "Anak Heechul anak Heechul, padahal gue kelaur dari lobang dia--"

"SELAMAT PAGI DUNIAAA, MANA INI CALON MANTEN? SINI, SINI MAU DIDOAIN DULU SAMA SEOKJIN!" Kak Jin datang bersama keluarga kecilnya, serta sang papa yang sudah menggendong Jiwon. 

Sekarang baru pukul enam pagi, namun rumah mewah di Blok C itu sudah sangat penuh dan rusuh oleh para penghuni dan kelurga besar lainnya. Para perempuan bahkan sudah membuka salon dadakan di area ruang tengah, sedangkan kamar utama Bunda berubah menjadi tempat yang aman untuk para cucu bermain. Skincare SK II yang mahal itu juga sudah diamankan. 

"Donghyuk-nya mana, Hyun?" tanya Mingyu yang semalam numpang tidur di rumah keluarga Jeon. Lelaki itu muncul dengan wajah baru bangun tidur dan celana kolor milik Jungkook. "Neneeek ...." Dengan suara manja Mingyu mendekati sang nenek yang sudah duduk di sofa ruang tengah, "Agyu lapeeer."

Dahyun yang baru selesai di-make up jelas melirik sinis pada saudara sepupu sekaligus sahabat kekesihnya itu, "Di dapur ada makanan banyak, Kak. Lo ngadu laper ke nenek buat apa? Nyuruh nenek ngangetin rendang?"

[3] KIMcheees 3x✓Where stories live. Discover now