░⃟⃜💚 18 ░⃟⃜💚

2.3K 251 24
                                    

*❀---❀---❀---❀---❀*
  ┃   ┃    ┃    ┃    ┃
  ┋   ┋    ┋    ┋    ┋
  │   │    │    │    ★
  ┆   ┆    ┆    ┆
  ┆   ┆    ┆    ┆
  ┆   ┆    ★   ✰
  ┆   ✰
  ┆
  ★

Bel pulang sekolah berbunyi. Hyera langsung memasukkan peralatan sekolahnya kedalam tas lalu pergi keluar kelas. Di sepanjang koridor, ia berjalan mengendap-endap layaknya pencuri. Tujuan Hyera melakukan ini hanya satu, menghindari si ketua osis alias Huang Renjun.

Hyera tau kalau tadi pagi ia dan Renjun membuat kesepakatan, hanya saja Hyera curiga jika renjun akan meminta hal yang aneh.

Mungkin saja Hyera akan dijadikan babu, atau menemaninya ke perpustakaan, atau mungkin disuruh mengerjakan tugasnya. Oke, opsi ketiga sangat mustahil karena Renjun lebih pintar dan rajin dibandingkan Hyera. Intinya Hyera harus menghindar dari Renjun. Masa bodo jika Renjun marah, lagian Hyera tidak mengatakan janji padanya.

Sekarang ada satu masalah yang ada di depan Hyera. Ia harus berjalan melewati kelas Renjun. Hyera menarik nafas dalam-dalam lalu mulai berlari dengan langkah lebar, ia bahkan melewati kelas Renjun begitu saja tanpa menoleh barang sedetik pun.

Sungguh, bagi Hyera Renjun seperti mafia yang siap membunuhnya kapanpun. Ia tidak akan pernah tenang jika Renjun mulai mendekatinya. Maka dari itu, ia berusaha menjaga jarak dengan lelaki itu.

Hyera menghela nafas lega ketika sampai di parkiran sekolah dan tidak menemukan Renjun di area tersebut.

"Ra." Tubuh Hyera menegang ketika merasakan seseorang memegang bahunya. Dengan gerakan patah-patah, ia menoleh ke belakang. Hyera kembali bernafas lega mengetahui temannya yang memanggilnya.

"Lami."

"Kamu kenapa?  Kita panggil daritadi kok malah kabur." Tanya Wonyoung.

"Gapapa."

"Muka kamu kok tegang gitu? Kayak abis dikejer setan aja." Timpal Jihan.

"Emang." Balas Hyera singkat.

"OMG DEMI APA? MANA SETANNYA?!" Teriak Yuna sambil memeluk Jihan yang tentunya langsung dijitak oleh Jihan.

"Itu Renjun setannya." Batin Hyera.

"Ada pokoknya, tapi kayaknya udah ilang." Mereka bertiga hanya mengangguk kecuali Yuna yang masih ketakutan.

"Ngapain kalian manggil aku?"

"Oh iya baru inget. Mamah Wonyoung ngajakin kita makan-makan gitu. Ikut, yuk? Kapan lagi kita makan makanan mewah." Ajak Lami pada Hyera.

"Enggak dulu, deh. Aku mau langsung pulang, sekalian mau latihan buat acara sekolah nanti."

"Jadi kamu sama Renjun bener-bener bakalan duet?" Hyera mengangguk.

"Wah pasti bakalan rame. Hyera si ratu cuek dengan Renjun si raja jutek." Pinggang Wonyoung disikut oleh Jihan ketika melihat raut wajah Hyera yang datar.

"Gapapa kalau mau latihan. Semangat ya, semoga lancar." Jihan memberikan semangat pada Hyera. Memang cuma Jihan doang yang paling waras diantara yang lain.

"Yaudah kita duluan ya, Ra. Kamu pulang naik apa?" Tanya Jihan.

"Bus." Balas Hyera singkat.

"Oke, hati-hati, ya. Supir aku udah nunggu daritadi. Let's go!" Teriak Wonyoung sambil berlari kearah mobil membuat mereka bertiga termasuk Hyera menggeleng melihat tingkah Wonyoung. Heran, umur Wonyoung itu berapa, sih?

Hyera melambaikan tangan ketika mobil yang ditumpangi teman-temannya mulai berjalan menjauhi area sekolah. Setelah itu, Hyera berjalan menuju halte bus dengan perasaan lega.

[✓] My Brother | Na JaeminOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz