░⃟⃜💚 3 ░⃟⃜💚

3.5K 371 62
                                    


*❀---❀---❀---❀---❀*
┃ ┃ ┃ ┃ ┃
┋ ┋ ┋ ┋ ┋
│ │ │ │ ★
┆ ┆ ┆ ┆
┆ ┆ ┆ ┆
┆ ┆ ★ ✰
┆ ✰






Bunda pergi ke kamar Hyera sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman untuk teman-teman anaknya. Saat ingin mengetuk pintu, ia mendengar percakapan Hyera dengan temannya.

"Oh iya, Ra, tadi bunda kamu nanyain kakak kamu? Bukannya kamu bilang gak punya kakak ya?"

"Oh itu anak pembantu dirumah. Emang biasa dipanggil kakak disini soalnya udah dianggap keluarga."

Bunda hampir saja menjatuhkan nampan ketika mendengar jawaban Hyera. Ia langsung mengubah raut wajahnya, seolah tidak mendengar apa-apa lalu mengetuk pintu kamar Hyera dan menaruh nampan. Namun ucapan Hyera cukup membuat bunda sakit hati.

Hyera sudah keterlaluan.







▬▭▬▭ ፝֯֟ ✧◦✦◦✧ ፝֯֟ ▭▬▭▬









"Bunda mau ngomong sama Rara." Hyera mengernyitkan dahi bingung.

"Kenapa Rara bilang kalau kakak Rara anak pembantu? Kenapa gak jujur aja?" Tanya bunda dengan suara bergetar. Bukannya menjawab, Hyera malah diam membuat bunda emosi.

"JAWAB HYERA!"

"SOALNYA RARA MALU PUNYA KAKAK CACAT KAYAK DIA!" Bunda langsung menampar pipi Hyera dengan keras membuat anaknya terkejut.

"Bunda gak ngerti, kenapa Rara gak pernah mau ngertiin keadaan Jaemin?"

"Karena dia, kasih sayang ayah sama bunda ke Rara jadi kurang! Anak cacat itu udah ngerebut semua kasih sayang ayah sama bunda. Kenapa aku harus punya kakak kayak dia? Harusnya dia mati aj—"

"CUKUP!"

"Kenapa? Rara salah? Dia memang beban di keluarga ini! Emang ayah sama bunda gak malu? Rara juga tau kalau bunda selalu diejek sama orang-orang karena punya anak cacat!"

"NA HYERA!"

"Rara muak dirumah ini terus." Hyera berlari keluar rumah tanpa menghiraukan suara bunda yang berteriak memanggil namanya.

Tanpa mereka sadari, Jaemin mendengar semuanya dari balik pintu. Kini ia sedang menangis.

"Aku aib keluarga, ya?" Tanya Jaemin di sela-sela tangisnya. Ia tidak pernah tau jika selama ini bunda selalu diejek karena melahirkan anak cacat seperti Jaemin.

Jaemin mendongakkan kepalanya, matanya bengkak karena menangis.

"Apa aku mati aja?"






▬▭▬▭ ፝֯֟ ✧◦✦◦✧ ፝֯֟ ▭▬▭▬








Hyera terus berjalan tak tentu arah. Mulutnya terus menggumamkan kalimat sumpah serapah.

"Kenapa sih aku harus punya kakak cacat? Daripada punya kakak mending jadi anak tunggal." Hyera menendang batu krikil di depannya, seolah-olah batu krikil itu adalah Jaemin.

Perlahan-lahan langit mulai gelap namun Hyera masih betah berada di luar. Gadis itu memutuskan untuk pergi ke minimarket yang berada di dekat perumahannya. Untung saja ia menemukan sejumlah uang di dalam saku hoodienya.

[✓] My Brother | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang