░⃟⃜💚 23 ░⃟⃜💚

2.4K 256 35
                                    

Ada yang nunggu cerita ini?
*❀---❀---❀---❀---❀*
  ┃   ┃    ┃    ┃    ┃
  ┋   ┋    ┋    ┋    ┋
  │   │    │    │    ★
  ┆   ┆    ┆    ┆
  ┆   ┆    ┆    ┆
  ┆   ┆    ★   ✰
  ┆   ✰
  ┆
  ★




Hari ini langit sangatlah cerah, sinar mentari yang masuk menghangatkan semua orang, tapi tidak bagi Hyera. Walaupun sinar mentari masuk ke celah jendela kamarnya, namun tidak bisa menghangatkan hatinya yang dingin. 

Tanpa menunggu lama, Hyera melakukan rutinitas seperti biasanya. Mandi lalu pergi ke sekolah. Setelah membutuhkan waktu beberapa menit untuk bersiap, Hyera sudah rapih dengan seragam dan tas yang tersampir di bahu. Kakinya melangkah menuju dapur untuk sarapan. Sepi, itulah suasana yang ia rasakan.

Matanya tak sengaja menangkap sebuah sticky notes berwarna biru muda. Hyera mengambil sticky notes yang ada di meja makan lalu membacanya.

Untuk anak kesayangan bunda

Rara,  bunda sama ayah izin pergi ke rumah sakit. Bunda juga minta maaf atas kejadian kemarin. Sebagai permintaan maaf, bunda udah masak makanan kesukaan kamu. Dimakan ya, nak.

Bunda sayang Rara

Hyera mendecih lalu meremas sticky notes tersebut dan membuangnya ke sembarang arah. Masa bodo dengan ayah dan bunda yang pergi, Hyera sudah tidak peduli lagi pada mereka.

Hyera lebih memilih sarapan dengan roti, ia bahkan tidak melirik sarapan yang dibuat oleh bunda. Setelah menghabiskan sarapannya, Hyera bersiap untuk berangkat ke sekolah. Walaupun ada transportasi bus, ia lebih memilih berjalan kaki. Tak lupa sepasang earphone terpasang di kedua telinganya sambil menikmati udara segar di pagi hari. Setidaknya itu mengurangi sedikit rasa stress nya.








▬▭▬▭ ፝֯֟ ✧◦✦◦✧ ፝֯֟ ▭▬▭▬








Setelah menghabiskan waktu beberapa menit berjalan, akhirnya Hyera tiba didepan gedung sekolah. Ia terus berjalan menuju kelas tanpa memedulikan tatapan murid-murid disana. Setelah tiba di kelas, Hyera langsung disambut dengan teriakan Lami dan Yuna.

"YAAMPUN RARA! KITA KHAWATIR BANGET SAMA KAMU DARI KEMARIN!"

"IYA. KITA TELEPON BERKALI-KALI KOK GAK DIANGKAT, SIH?" Hyera menatap temannya bingung.

"Emang kalian nelpon?"

"IYALAH, COBA KAMU CEK. MAKANYA PUNYA HP TUH JANGAN DI SILENT MULU." Teriak Yuna membuat Hyera meringis. Buru-buru ia menyalakan ponselnya dan mendapati berbagai spam pesan maupun panggilan tak terjawab dari teman-teman, Renjun, ayah dan bunda. Sejak Hyera pergi dari sekolah, ia memang tidak menyentuh ponselnya sama sekali.

"Maaf aku gak sempet cek hp." Jihan menghampiri Hyera.

"Ada masalah, Ra? Kemarin kenapa tiba-tiba pergi?" Hyera terdiam sesaat lalu menggeleng.

"Gapapa, kok." Hyera tersenyum lalu berjalan menuju bangkunya.

"Inget ya, Ra, kalau kamu punya masalah jangan dipendam sendiri. Cerita sama kita, siapa tau kita bisa bantu." Kata Wonyoung.

"Iya, kalau kamu masih anggep kita temen, jangan nutupin sesuatu dari kita." Timpal Yuna membuat Hyera diam mematung.

"Pokoknya janji, jangan ada rahasia diantara kita. Kalau ada rahasia, berarti kita bukan temen lagi." Lami mengacungkan jari kelingkingnya yang diikuti oleh teman-temannya, terkecuali Hyera.

"Ra." Hyera tersadar lalu menoleh kearah teman-temannya yang sedang melakukan pinky promise. Ragu-ragu Hyera mengacungkan jari kelingkingnya.

"Maaf, tapi aku gak bisa janji sama kalian."








[✓] My Brother | Na JaeminWhere stories live. Discover now