░⃟⃜💚 1 ░⃟⃜💚

6.3K 483 50
                                    

*❀---❀---❀---❀---❀*
┃ ┃ ┃ ┃ ┃
┋ ┋ ┋ ┋ ┋
│ │ │ │ ★
┆ ┆ ┆ ┆
┆ ┆ ┆ ┆
┆ ┆ ★ ✰
┆ ✰

Pagi yang cerah, matahari bersinar terang, burung-burung berkicau, seolah-olah memberi tanda kepada semua orang untuk segera bangun dari tidur dan bersiap memulai aktivitas mereka di hari baru.

Semua orang sibuk di pagi ini, entah itu memasak, membersihkan rumah, bersiap pergi bekerja, ataupn pergi ke sekolah.

Hal itu juga dilakukan oleh keluarga Na Junmyeon. Kini si anak bungsu alias Na Hyera tengah duduk tenang melahap sarapannya. Tangan kanannya memegang roti sedangkan tangan kirinya sibuk menggeser layar ponsel. Ayah yang melihatnya menggelengkan kepala.

"Makan ya makan, masa mulut fokus ke makanan tapi matanya fokus ke hp."

"Hehehe." Hyera langsung mematikan ponsel lalu fokus pada sarapannya yang tersisa sedikit lagi.

Disaat Hyera dan ayah fokus sarapan, bunda datang ke arah mereka sambil mendorong kursi roda putra sulungnya, Jaemin. Setelah itu, bunda membantunya duduk di kursi.

"Rara." Panggil bunda.

"Hm?"

"Ayah sama bunda mau nganter Jaemin ke rumah sakit. Mau bareng berangkatnya?" Hyera terdiam lalu menatap Jaemin yang tersenyum padanya. Hyera langsung memalingkan muka.

"Rara naik bus aja."

"Kenapa? Kan sekolah Rara sama rumah sakit satu arah."

"Gapapa. Rara berangkat sekarang, takut telat." Hyera langsung menenggak habis susu vanilanya. Setelah itu, ia mengambil tas yang berada di samping kakinya serta ponsel yang ada di meja. Sebelum berangkat, Hyera menyempatkan diri untuk salim pada bunda dan ayah lalu menatap Jaemin sekilas.

"Rara pergi dulu." Hyera berjalan meninggalkan meja makan.

"Jaemin kenapa, nak?" Tanya bunda ketika melihat anaknya yang murung.

"Gapapa kok, bun." Jaemin tersenyum pada bunda, setelah itu ia menunduk menatap sarapannya tanpa berniat untuk memakannya. Jaemin kehilangan selera makannya.

"Jaemin yang sabar, cepat atau lambat Rara pasti mau nerima Jaemin. Bunda sama ayah lagi berusaha biar Rara mau nerima Jaemin kayak dulu." Bunda mengusap kepala Jaemin.

"Jaemin tau kok. Tapi kapan Rara mau nerima Jaemin?" Lirih Jaemin. Bunda dan ayah terdiam.

"Ekhem nanti lagi aja bahas Rara. Sekarang Nana makan dulu, abis ini kita ke rumah sakit." Jaemin menurut lalu menyendokkan sebuah nasi ke dalam mulutnya.

Terkadang Jaemin bertanya di dalam hati.

Kapan Hyera akan menerimanya?

Kapan Hyera memanggilnya dengan sebutan 'kakak'?

Kapan Hyera akan mengatakan 'aku menyayangi kakak' padanya?

Jaemin merasa gagal menjadi seorang kakak karena tidak bisa membuat Hyera bahagia. Ia bahkan tidak bisa melindungi Hyera karena kakinya yang lumpuh.

Namun Jaemin tidak pernah putus asa, ia selalu berdoa agar besok adiknya berubah dan kembali menerima kehadirannya seperti dulu. Jaemin yakin suatu saat doanya akan terkabul.


Baru permulaan makanya pendek hwhwGimana? Suka gak? Next?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baru permulaan makanya pendek hwhw
Gimana? Suka gak? Next?

[✓] My Brother | Na JaeminWhere stories live. Discover now