Kalila [26]

5.3K 608 6
                                    

"Beliau sudah pulang?" Dimitri bertanya pada Bryan ketika rapat kerja sama mereka sudah berakhir.

"Tante Agatha?"

Dimitri mengangguk.

"Sudah, kemarin malam Ethan menjemputnya." Ia menjawab sembari berjalan menuju kantor Dimitri. Ia memang sedang rapat di perusahaan temannya itu.

"Seminggu cukup lama juga."

"Tidak juga, mereka bilang itu bahkan terlalu cepat."

"Mereka?"

"Kalila dan anak-anak." Bryan menjawab seadanya melupakan temannya itu kini menatap curiga.

"Apa kau yakin?"

"Apa aku belum menceritakannya padamu?" Bryan bingung.

"Kita tidak berhubungan seminggu penuh karena sama-sama sibuk." Temannya itu mengingatkan.

Bryan mengangguk. " Hubungan mereka semakin membaik."

"Benarkah?"

"Aku juga tidak tahu sejak kapan. Tapi Minggu lalu aku menemukan Kalila menangis di dapur dengan Tante yang menenangkan nya. Dan setelahnya mereka cukup akur."

"Kenapa?"

"Aku tidak mengerti jalan pikir perempuan, mereka menangis tiba-tiba kemudian tertawa." Bryan terlalu payah membahas tentang perubahan suasana hati kaum hawa.

****

"Rumahnya menjadi sunyi." Kalila mengeluh sembari merebahkan dirinya di atas karpet disebelah Avery yang bermain Lego.

"Enaknya jadi anak kecil." Ia menoel pipi Ave yang gembul berulang kali. "Sama sekali tidak memiliki rasa bosan." Gerutunya kemudian.

Ding dong

Pintu depan mereka berbunyi. Kalila dengan malas berdiri berjalan ke arah sana padahal ia sudah menghabiskan beberapa jam untuk beres-beres.

Ceklek.

Ia menemukan sosok wanita bersetelan rapi didepan rumahnya. Wanita itu langsung menatapnya dengan ekspresi bingung.

"Siapa?" Kalila bertanya ragu.

Wanita di depannya memeriksa ponselnya berulang kali dan menatap ke arah rumahnya seolah memastikan sesuatu.

"Mencari siapa Nona?" Ia bertanya kedua kalinya.

Wanita itu terlihat ragu. "Apakah ini rumah sir. Bryan O'connell?"

"Iya." Kalila ragu.

"Apa sir. Bryan di rumah?"

"Tidak, dia sedang di kantor."

"Aku sudah ke sana tapi dia tidak di sana. Dia juga memblokir panggilan ku." Gerutu wanita itu dengan jelas.

"Kalau boleh saya tahu anda siapa?" Kalila penasaran.

"Oh maafkan kecerobohan saya." Ia menjulurkan tangannya. "Lilia Brook. Pengagum rahasia tuan Bryan." Ia tertawa jahil. "Jangan bilang-bilang dengan siapapun ya." Wanita itu mengerlingkan mata kanannya.

"Kalau anda? Pasti Asisten rumah disini." Wanita itu bertanya sekaligus menjawab sendiri .

Kalila tertawa canggung. "Bu-"

"Kalau begitu, aku titip surat ini. Berikan pada sir Bryan. Katakan kalau aku datang dengan penampilan yang cukup mengasihani." Wanita didepannya menghilangkan kesempatan Kalila untuk menjawab.

"Oh, dan satu lagi. Jangan katakan kalau aku pindah ke sekitar sini ya."

Wanita bernama Lilia itu dan sifat kekanakannya membuat Kalila tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya membalas lambaian tangan nya dengan wajah melongo.

KALILA [END]Where stories live. Discover now