Kalila [2]

13K 660 5
                                    

"....Hari ini sebuah bus wisata terjatuh ke jurang, diduga ban bus tersebut terpeleset akibat derasnya hujan...."

No!

"...Semua penumpang bus dinyatakan meninggal..."

Please! Don't!

"....Banyak mayat tak dapat dikenali lagi...'

Oh God!

***

Cuaca tak seburuk minggu yang lalu, langit sudah menyapa dengan hangat bersama mentari yang ramah. Suara tawa anak-anak kecil yang bermain di lapangan luas saling bersahutan seolah semua tawa itu sudah direncanakan.

Kalila mendengarnya meskipun ia menutup telinga. Semua orang sangat berbahagia berbanding terbalik dengannya yang sedang berduka.

"Oeekk...oeekk.." Mata coklatnya melirik tubuh mungil yang menangis sedari tadi didepannya. Bayi itu terlihat menahan rasa sakit karena telungkup terlalu lama.

Kalila membantu adiknya untuk berbaring dan tangisnya pun terhenti.

"Bukankah menyenangkan ketika hanya luka goresan yang dapat membuat kita menangis Ma Little..." Ucapnya pelan mengelus pipi chuby adiknya yang terlihat menyukai belaian sang kakak.

"Meskipun untuk sementara, masa-masa seperti itulah yang paling sangat dirindukan Your Sis."

***
6 Month Later

"Hai K, Kamu mengambil lembur lagi?" Wanita berambut merah sebahu itu memastikan.

Kalila tersenyum tipis, "Yup! Beberapa dolar sangat berharga." Jawabnya meyakinkan.

"Dan adikmu? Disini sangat dingin kukira dia tidak akan merasa nyaman."

"Aku sudah memberikannya cukup pakaian hangat untuk bertahan. Dan dia terlihat sangat menyukai itu." Ia menatap bayi berpipi merah itu terbalut nyaman di jaket hitamnya.

Wanita berambut merah tadi mendesah. "Baiklah, Jam berapa kau akan pulang?"

"Dua dini hari mungkin, I need the money Helen.." Tawanya canggung

Helen tak berkata apa, Ia tahu jika Kalila memiliki alasan. "Whatever, Kuharap ini yang terakhir, besok kau tidak boleh terlambat, The president will come."

Kalila menatap sekilas Helen dengan tatapan berpikirnya dan mendesah mengingat jika besok ia tidak dapat membawa adiknya ke perusahaan.

Selama ini Manager mereka sudah berbaik hati memberikannya keringanan membawa Aby ke kantor namun dengan garis bawah jika presiden mereka melakukan kunjungan maka adiknya tidak boleh ada disana.

Meskipun perusahaan mereka cabang terkecil dari OF Group manager mereka cukup ketat dalam peraturan marketing di bidang properti itu.

"Besok nanny Elma sedang ke Clevada menemui anak menantunya, Aku tidak mempercayai siapapun untuk menjaga Aby. Bagaimana ini Helen?" Kekhawatiran terpampang jelas di wajah Kalila.

"Mrs. Theodore mungkin akan berbaik hati jika Presiden tidak melihat Aby."

Mata Kalila langsung berbinar mendengar ucapan Helen dengan senyum tipisnya.

***
Kalila memeluk adiknya yang terlelap erat sembari berjalan melewati lorong-lorong kota yang cahayanya mulai meredup, ia berjalan sembari melirik beberapa homeless yang nyenyak tertidur dipinggir lorong.

KALILA [END]Where stories live. Discover now