Kalila [19]

4.9K 566 9
                                    


"Mom, Aku tidak suka udang." Rengek Avery ketika piringnya berisi hewan laut itu. Mereka memang sedang menikmati makan malam.

"Ave memanggilnya lebih sering hari ini." Chris setengah berbisik pada Bryan yang duduk disebelahnya.

"Dia sering melakukan itu." Pria itu tidak mau mempermasalahkan panggilan Avery yang adiknya itu singgung karena ia paham dengan maksud Chris.

Adiknya itu tertawa kecil. "Terakhir kali aku mendengar kalau Ave di suruh Tante Agatha memanggil Kalila Aunty."

sebenarnya hampir seluruh keluarga mereka tahu hanya saja mereka berpura-pura tidak peduli.

"She is my wife jadi tidak ada masalah jika Ave memanggilnya Mom." Itulah yang Bryan pikirkan selama ini. Hanya saja ibu Selena belum siap.

Tapi jika sudah begini maka Bryan harus bersiap memberikan alasan pada wanita itu nanti.

Makan malam itu berakhir dengan lancar tanpa keributan berarti selain keluhan Ave pada makanannya juga Kalila yang menasehati pada anak itu bahwa ia seharusnya tidak boleh memilih-milih makanan.

Kini orang-orang itu sudah mencari kesibukan mereka masing-masing, Caroline dan orang dewasa lainnya memilih mengambil tempat di dekat perapian sembari bercerita. Chris bersama istrinya di belakang rumah. Sepupu Bryan yang lain duduk didekat televisi.

Kini hanya Kalila yang sehabis mencuci piring tidak tahu harus kemana. Ia mencoba mencari Ave dan menemukan anak itu sedang di pangkuan neneknya. Aby? Adiknya ikut bermain game dengan sepupu Bryan.

Ia berdiri sebentar memperhatikan mereka yang menikmati kebersamaan itu. Inilah mengapa ia tidak mau disini. Ia akan merasakan perasaan aneh di dadanya. Sebuah perasaan yang tidak nyaman mengganggunya. Yang Kalila tahu dengan baik rasa itu adalah rasa diasingkan.

Mereka semua memiliki lingkaran masing-masing dan jangan salahkan Kalila yang hanya individu disini. Ia tidak bisa masuk di lingkaran mereka. Kalau pun masuk ia tetap saja merasa asing.

Ia memeluk dirinya mencoba mencari jalan keluar, mereka akan pulang memang beberapa jam lagi dan sebelum itu ia bingung melakukan apa.

"Mau ke sana?" Bryan yang melewatinya mendapati dirinya berdiri lama menatap dimana Avery berada.

"Tidak juga." Ia gengsi. "Aku hanya ingin memastikan apakah Ave mengantuk atau tidak." Ia mencari alasan.

Bryan tentu saja tahu. "Biar dia bersama mom dulu."

Kalila tidak menjawab.

"Ingin menemaniku berjalan-jalan?" Tawar Bryan kemudian.

Kalila ingin menolaknya tapi jarang-jarang Bryan mengajaknya untuk berdua mengingat dia selalu menghabiskan waktunya bekerja juga Avery. Mungkin pria itu ingin mengatakan sesuatu padanya. Sesuatu yang penting.

Tapi mereka sudah menghabiskan hampir setengah jam di dekat taman itu duduk dan berbincang tentang hal kecil. Kalila belum menemukan maksud Bryan mengajaknya duduk berdua.

"Mereka menyarankan Aby untuk mengambil ekskul itu." Ujar Bryan menoleh ke arah Kalila yang terlihat bengong.

Wanita itu memang tidak mendengarkan apapun yang dia katakan.

"Terjadi sesuatu?" Bryan menyentuh pundak Kalila dan wanita itu terkejut. Ia menepis tangan suaminya itu refleks. Dan membuat keadaan mereka menjadi canggung.

"Ah, aku hanya lelah." Kalila menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa bersalah menepis Bryan tapi ia memang terkejut bukan main.

Bryan mengangguk kecil kemudian mencoba memandang ke arah lain. Kebisuan tercipta begitu saja karena mereka sepertinya menikmati memandang jauh ke ujung taman yang gelap.

KALILA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang