Kalila [29]

5.8K 575 4
                                    

"Apa-apaan ini?" Kalila tidak pernah sekesal ini. Bagaimana tidak mereka hampir menunggu dua jam dan pria itu tiba-tiba berkata yabg bukan-bukan padanya.

"Apa yang kalian lakukan, berdua?" Bryan terlihat serius.

"Stop. Don't talk anymore." Kalila tak tahan dengan nada bicara pria itu.

"Apa kau melakukan kesalahan? Hingga tak berani menjawab pertanyaan mudah itu."

"Apa kau yakin dengan pertanyaan mu itu?"

"Answer the question!" Bryan membentak.

"Apa yang mau kau dengar! Apa kau berpikir aku dan Ryan melakukan hal yang buruk?!" Ia balas memekik.

Bryan menatapnya dengan dingin.

Kalila ingin menangis.

"Don't cry. Jangan cengeng. I hate it." Bryan berkata dengan tajam. "Aku muak melihat sikap kekanakan mu itu. Stop acting weird." Bryan terang-terangan.

Kalila terbelalak, ia tidak menyangka kalau Bryan akan berkata sekasar itu padanya. Hatinya serasa di remuk berkeping-keping. Belum lagi kenyataan kalau Bryan sepertinya sangat yakin ia memiliki hubungan khusus dengan Ryan.

"Kenapa kamu diam. Speak! Kamu punya mulut." Bryan tersulut emosi.

Kalila menggeleng.

Bryan semakin curiga. "Speak out!" Ia memegang bahu Kalila kuat.

Kalila yang memiliki tenaga yang cukup besar berhasil menepis tangan Bryan dengan sekali hentakan. Ia tak mampu menahan bendungan air matanya lagi yang kini terjun bebas membasahi pipinya.

"Kami sebaiknya pergi." Kalila berjalan mundur.

"Don't bring Ave." Bukannya luluh Bryan malah semakin menjadi-jadi.

"Ok." Kalila berbalik meninggalkan Bryan. Tubuhnya bergetar menahan emosinya yang membuncah.

Beberapa saat kemudian suara Ave merengek memenuhi rumah itu dengan menarik-narik baju Kalila untuk ikut. Kalila berusaha tidak peduli dan menyeret kopernya beserta menggenggam tangan Aby yang menangis juga.

Bryan membuang muka.

"Dad, mom mau pergi." Ave yang melihat ayahnya langsung melepaskan Kalila dan berusaha meminta tolong. Tapi Bryan sama sekali tak bergerak.

Avery semakin histeris ketika Kalila sudah tak terlihat oleh jangkauan matanya, ia jatuh terduduk memukul-mukul lantai melepas tantrum.

Dua menit anak itu terus demikian hingga Bryan akhirnya luluh dan ikut duduk merangkulnya. Memeluk Ave erat.

"Shhh... Dad here." Ia memeluknya erat dan membiarkan Ave memukulnya berulang kali melampiaskan amarahnya.

"I want mom back." Ave menangis sesenggukan perlahan memelankan pukulannya.

"She'll be back later." Bryan menjawab singkat.

****

oOo

****

Bryan sangat kesulitan bangun pagi ini, jika Avery tidak merengek padanya semalaman meminta untuk membawa Kalila pulang hingga ia tak nyenyak tidur. Dan ketika keluar dari kamarnya ia sudah menemukan Ave menggunakan ranselnya.

"Mau kemana?"

"Finding mom." Avery menjawab lugas.

Bryan menghela nafas panjang. "We don't know kemana mom pergi." Ia memberi alasan.

KALILA [END]Where stories live. Discover now