Kalila [27]

5.4K 603 9
                                    

Kalila membuka matanya perlahan, ia memeriksa jam di ponselnya dan setelah itu ia melenguh. Ia ketiduran lagi padahal ini masih jam sebelas siang dan ia sudah tidur berulangkali. Untung saja Ave menginap di rumah ibu Bryan kalau tidak ia pasti mengabaikan anak itu.

Tapi Kalila tidak tahu harus menyalahkan siapa. Tubuhnya tidak bisa dikendalikan. Matanya terpejam sendiri dan ketika ia bangun ia sudah tertidur beberapa jam. Seperti saat ini.

Itupun ia tak sadar jika saja pintu rumah nya tidak digedor-gedor. Mungkin si pelaku sudah lelah memencet bel. Kalila berjalan berat membukakan pintu.

Ah wanita itu lagi.

Ini sudah kesekian kali wanita bernama Lilia itu menghantui rumahnya setiap tiga hari sekali. Dan itupun ketik Bryan tidak di rumah.

"Ini suratnya." Lilia langsung memberikan suratnya tanpa basa-basi.

Kalila yang tak mau berdebat memilih menerima surat itu dalam diam. Tapi kali ini sedikit berbeda Lilia menunjukkan wajah tak ramah. Sangat jelas ia memberikan tatapan tajam padanya.

"Ada lagi?" Kalila ingin kembali tidur.

Lilia tampak sungkan tapi kepalan tangannya menunjukkan ketidaksabaran.

"Aku ingin bertanya sesuatu?" Lilia bahkan terdengar mengeram.

"Iya?"

"Apakah kau benar istri baru Bryan?" Setelah hampir sebulan wanita itu baru menyadari.

Kalila menarik nafas panjang. "Iya."

Wanita didepannya terdiam cukup lama dan memandangi dirinya intens. Kalila tak dapat membaca isi kepalanya dan ia hanya bisa pasrah atas apa yang wanita itu ucapkan.

"Sejak kapan kalian menikah?"

Kalila berpikir sejenak, Ia pun lupa tak pernah menghitung hari pernikahan nya. "Sebentar lagi akan menuju empat tahun." Akhirnya ia menghitung usia Ave saja.

Lilia tertunduk. "Kembalikan surat ku." Pintanya terdengar kecewa dan itu meninggalkan sungkan dalam hati Kalila.

"Em." Kalila ragu. " Kamu ingin bertemu Bryan?" Tawarnya tanpa pikir panjang.

Lilia mengangkat kepalanya menunjukkan keterkejutannya. "Bolehkah?"

"Untuk terakhir kali, tidak apa."

***

Bryan ingin menjitak kepala wanita yang sedang berdiri mengintip di balik tembok dapur itu saat ini juga, kenapa ia tahu? Karena Avery juga melakukan hal yang sama. Justru karena bocah itu yang tidak mampu bersembunyi dengan baik ia langsung menemukan mereka yang sedang bersembunyi.

Sungguh Bryan tak tahu isi kepala Kalila, bagaimana wanita itu dengan mudahnya mengatur janji untuknya. Belum lagi janji itu merupakan pertemuan pertama setelah sekian lama menghindar dari wanita didepannya.

Lilia.

Wanita yang sama yang sempat ditawarkan untuk menjadi istrinya beberapa tahun sebelum memutuskan untuk menikahi Selena. Wanita yang berambisi untuk menjadikannya pria berkuasa asal ia menjadikan wanita itu istrinya.

Lilia juga wanita keras kepala yang melakukan segala cara untuk mendapatkan nya dulu. Hingga ia mendapatkan sebuah gagasan membujuknya untuk pergi sendiri.

Hah, Bryan menghela nafas berat. Ia jadi ingat kata-kata bulus yang ia janjikan pada wanita itu agar pergi darinya.

"Kau masih muda, pergilah ke Cambridge. Dapatkan gelar master. Mungkin setelah itu aku akan memikirkan keinginan mu." Ucapnya kala itu.

KALILA [END]Where stories live. Discover now