BAB 2.1 [WHO ARE U]

288 42 42
                                    

1000 tahun silam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


1000 tahun silam...

Malam itu udara sedikit dingin. Langit malam begitu bersih tanpa bintang satu pun. Sementara bulan purnama adalah satu-satunya sang penguasa langit.

Kedudukannya yang utuh, memancarkan tak hanya cahaya, namun jua energi mistis yang menjadi berkah sebuah ras. Ras linkantrofi atau yang lebih dikenal sebagai walkwolf (manusia serigala).

Gun-chan bisa merasakan gairahnya menggelegak. Sel-sel tubuhnya seolah hidup dan membengkak penuh dengan energi kekuatan terdasyat yang hanya bisa bangkit saat full moon (bulan penuh/purnama).

Garoul Arkadia adalah nama asli Gun-chan. Ia adalah keturunan raja Arkadia sang penguasa daratan Lycaon. Setelah usianya genap 100 tahun dan kekuatannya terbangkitkan, ia kemudian di baptis sebagai raja Arkadia ke-99 ras walkwolf.

Pada masa itu, tidak semua keturunan raja menjadi penerusnya. Hanya mereka yang terpilih karena kekuatan nya dapat terbangkitkan setelah usia mencapai 100 tahunlah yang diakui sebagai keturunan asli sang Raja.

Sebuah berkah dan kebanggaan bagi sebagian besar ras walkwolf. Namun bagi seorang Gun-chan, kekuatan nya hanyalah hal merepotkan.

Dan seperti fase-fase full moon sebelumnya, Gun-chan lebih memilih bersembunyi ditempat dimana kekuatan nya dapat dinetralisir/ ditekan secara alami.

Disinilah dia, duduk diatas sebuah pohon ek ditanah terlarang. Sebuah area yang tidak boleh dan tak mungkin dimasuki oleh ras walkwolf. Selain karna kekuatan walkwolf akan hilang saat berada di area ini, juga karna area ini milik ras lain. Yaitu ras vampire.

Gun-chan masih menikmati indahnya cahaya bulan saat kemudian tercium aroma darah.

SRAAKK SRAAAKKK SRAAAKK

Gun-chan mengamati sekitar. Tubuhnya waspada. Ketahuan menyelinap ditanah terlarang adalah hal terakhir yang diinginkannya.

Lalu Gun-chan melihat sesosok bayang tengah menyeret seonggok mayat untuk dibuang dijurang kematian. Sebuah tebing yang berada diperbatasan wilayah tanah terlarang itu dengan daerah mati yang tidak pernah tersentuh karena keangkerannya.

Gun-chan masih diam ditempatnya. Mengamati apa yang terjadi. Dia tak ingin ikut campur urusan orang lain. Namun bau darah itu membuat instingnya bangkit dan bergelora.

"Siapa dia? Dan apa yang tengah ia lakukan?" tanya Gun-chan dalam hati.

Sosok itu berjalan kearahnya. Lebih tepatnya kearah pohon yang sedang menjadi singgasana seorang Gun-chan.

Gun-chan menahan sekuat tenaga insting-nya untuk menerjang menyerang. Bahkan sekedar menggeram pun, ia hanya mampu mendesis.

Ia tak ingin bertarung. Dengan siapapun, termasuk sosok yang kini tengah berdiri bersandar pada pohon tempatnya berpijak.

FULL MOONWhere stories live. Discover now