BAB 8.2 [SMILE MOON NIGHT]

226 24 52
                                    

🔞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
🔞
.
.


"Gun-chan~~ " bisik Omi lirih.

Tangan kanan Omi melingkari pinggang ramping Gun-chan sementara tangan kirinya berada di belakang kepala Gun-chan, menahannya.

Perlahan, bibir Omi menyusuri kulit mulus Gun-chan dari dahi, turun ke hidung, lalu ke mata, pipi, dagu dengan kecupan-kecupan kecil yang serasa tiada akhir bagi seorang Gun-chan yang mulai diliputi perasaan melayang.

"Uuhhh..." satu desahan lolos begitu saja dari bibir Gun-chan.

'Sialan, Omi.. Kau selalu saja berhasil membuatku tak berdaya.' --rutuk Gun-chan sembari menggertakkan giginya. Dapat dirasakan tubuhnya mulai menghangat bahkan semakin memanas seiring kecupan-kecupan yang dilayangkan pada area wajahnya.

Omi merasakan sebuah kesenangan saat desahan itu terdengar pendengarannya. Ia menginginkannya. Suara parau yang menyebut namanya.

Sudut bibir Omi berkedut.
'Belum. Ini baru sedikit dari apa yang bisa kuberikan padamu, Gun-chan.' batin Omi.

Omi kembali memposisikan bibirnya pada bibir Gun-chan. Melumat benda kenyal itu dengan lembut dan intens. Mengulumnya seolah tengah menikmati sebuah candy yang manis, serta menghisapnya dengan rasa dahaga yang tak kunjung terpuaskan.

Omi bahkan membiarkan giginya menggigit benda kenyal itu, membuat si empunya mengerang dan melengkungkan tubuhnya. Tak cukup sampai disana, lidah Omi pun turut ambil bagian.

Dijilatnya bibir Gun-chan sebelum memaksa bibir itu untuk terbuka dan menerimanya.

"Buka Gun-chan. Biarkan aku mengecap dirimu." bisik Omi disela-sela ciumannya yang kini menuntut.

"Omi~~uuuh.. Sialan kau!" jawab Gun-chan, menahan dirinya dari denyut gairah yang mengancam akan meledak.

Omi melepaskan pagutannya,
"Kenapa? Bukankah kau menikmatinya?"

Gun-chan memukul pundak Omi. Berusaha menjauhkan tubuh yang mengungkungnya.

"A-aku... Tidak!!" oceh Gun-chan menghindar. Ia menunduk sembari menggigit bibir bawahnya. Menjaga agar bibirnya tidak mengocehkan hal bodoh lainya. Sayangnya, wajah kemerahan Gun-chan menjadi bukti bahwa kata-kata yang keluar dari sana jelas-jelas merupakan kebohongan.

Omi terkekeh ringan atas sikap Gun-chan. Ia lantas menunduk, mendekatkan bibirnya pada telinga Gun-chan.
"Jangan menolaknya Gun. Rasakan dan nikmati saja. Aku tau kau menyukainya."

Setelahnya, Omi menjilat daun telinga Gun-chan, mengulum, menghisap dan menggigitnya.

"Akh. Omi~~~ Apa yang kau lakukan, sialan!!!" protes Gun-chan seketika. Tubuhnya bergidik seiring sengatan listrik yang merambat disekujur tulang belakangnya.

Gun-chan berontak dari dekapan Omi. Dan Omi tak goyah sedikitpun. Membalik posisinya, Omi menangkap kedua tangan Gun-chan, mengunci diatas kepalanya sementara tubuh Gun-chan terjepit diantara jendela dan tubuh Omi.

FULL MOONWhere stories live. Discover now