BAB 6.1 [COLORBLIND]

171 24 96
                                    

Pagi menyapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi menyapa..

Hangatnya sang mentari pun menyentuh dunia. Bercengkrama dengan para embun yang setia bertahan di pucuk-pucuk daun.

Sebuah mobil Van putih melaju diantara kepulan kabut pagi yang masih membias disekitar pegunungan, dari arah desa menuju bukit Sirius.

"🎶🎶Naik.. Naik.. Ke puncak gunung.. Tinggi.. Tinggi sekaliiii... 🎶🎶"

"🎶🎶 Kirii.. Kanaan.. Kulihat sajaa.. Banyak.. Pohon cemaraaa.. Aaaa.. Aaa... 🎶🎶"

Terdengarlah melodi nyanyian yang biasa di lantunkan oleh anak-anak, bergema dari dalam Van putih itu diantara heningnya pagi, serta sepinya jalanan menanjak itu.

"🎶🎶 Kiriiii... Kanaaaann... Kulihat sajaa.. Banyaak.. Pohon cemaraaaaaa. 🎶🎶🎶"

Namun sayang, melodi itu begitu.. Absurd, menyebabkan  burung-burung malang rela mengepakkan sayapnya untuk terbang menjauh meninggalkan kawasan bukit itu, menghindar dari ancaman menjadi gila akibat kelakuan 7 anak manusia di dalam Van.

Lebih tepatnya 7 mahasiswa UAC jurusan antropologi dan arkeolog bagian penggalian yang sedang melakukan riset tentang peradaban provinsi Lycaon dari masa lampau hingga masa kini.

"BERHENTIIIIIIII....... STOP!! STOP!! STOOP!!!" teriak Ryota sambil menutup telinga, menyelamatkannya dari suara nyaring bin cempreng milik Reo yang duduk tepat disebelahnya.

Mandy, yang didaulat menjadi sopir setelah voting tanpa keadilan yang beradab dan bijaksana dari warga jurusannya pun segera menghentikan laju mobil mendadak, membuat manusia di bangku bekakang terjerumus dan kepentok kursi didepannya, ataupun ada juga yang mencium kaca jendela dengan mesranya.

___CKKKIIITTTT____

Mobil berhenti, bersamaan dengan sumpah serapah kurang akhlak yang memekakkan dan bikin pengar indra yang mendengarnya.

"B*ng**t!! Kok ngerem mendadak siih!!" kata Alan yang bibir sensualnya mendarat dengan mulus di dasbor, gegara tidak pakai sabuk pengaman padahal dia di depan.

"An**ng!!! Ngapa berhenti wooii!!" teriak Reno dari bangku belakang yang meringis pusing karna kepalanya kepentok bangku di depannya kemudian terpental dan mendarat di kaca jendela dengan pipi kanannya.

"Ba*iiiiiiii.....!!!! SIALAN!!!" suara Yuta nge-gas setelah mukanya nyungsep dengan sukses ke depan dari bangku tengah.

"WWOOOII.. PERGI DARI ATAS GUA!!! B**NGK*E!!" teriak si Hayato karna udah jatuh ketimpa tangga pula, alias udah nyungsep ke depan, badannya masih ketimpa badan Yuta yang ikut nyungsep juga. Remuk kagak tuh.

"AAARRRGGHHHH...." teriak Ryuto dan Ryota bersama-sama saat terjungkal kedepan bersama sambil pegangan pada tubuh lawannya dengan erat alias mencengkeram dengan kekuatan penuh hingga berbekas merah.

"___Eeeehhhh____"

Mandy, dengan wajah polos tanpa dosanya, menoleh cepat dan men-sensus satu per satu warga penghuni van, setelah acara sumpah serapah yang sempat menodai telinganya.

FULL MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang