01. JANGAN GENIT!

73.7K 7.3K 1.4K
                                    

Bel istirahat baru saja berbunyi membuat semua murid memekik kesenangan karena istirahat adalah waktu yang di tunggu-tunggu bagi semua murid. Pasalnya setelah bergelut dengan rumitnya rumus fisika, jebakan soal bahasa indonesia, dan bahasa inggris. Banyak pelajaran lainnya yang membuat kepala seketika diare, apalagi matematika, otak panas hingga berasap.

Cewek dengan penampilan acak-acakan itu tidak pernah melunturkan senyum. Tangannya membawa bekal makan untuk seseorang yang selama ini dirinya kagumi, oh bahkan cintai. Tapi tidak pernah sekalipun dia melihat perjuangan dirinya.

"Zeraa! Mau nyamperin Gavriel yaa?!"

"Yoi! Masa nyamperin Somad!"

Cewek bernama lengkap Elzera Grizelle Auristela itu berkedip kearah salah satu temannya tadi. Zera kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda menuju kelas IPA 1. Begitu melelahkan karena letak kelas IPA dan IPS begitu jauh.

Zera terkadang menyesal karena kapasitas otaknya yang minim membuat dia harus mendapat jurusan IPS udah gitu kelas yang terakhir juga.

IPS 3.

Banyak pasang mata yang menatap Zera dengan tatapan kagum dan sinis. Kebanyakan para cowok yang menatap kagum kearah Zera. Ya, karena body cewek itu boleh juga.

Dan tatapan sinis dari para kaum hawa karena merasa bahwa Zera sok kecantikan. Padahal merekanya aja yang burik tapi gak sadar diri.

Zera itu cewek nakal yang hobinya ngerjain guru, dan selalu mendapat nilai merah jika ada ulangan. Satu hal lagi, setannya kelas IPS 3 karena cewek itu sering mengajak para teman-temannya nobar jika jam kosong tiba.

Jika nobar yang berfaedah tidak apa. Tapi ini?

Bokep.

Zera menghembuskan nafasnya, ia menunduk melihat kotak bekal makan yang di bawa dari rumah untuk Gavriel.

Semoga kali ini di terima.

Setiap langkah kakinya tidak pernah lepas dari tatapan-tatapan heran, ada juga yang menatap syirik karena anak IPS masuk ke dalam kelas IPA dengan tidak sopannya. Tidak mengucap salam atau berbasa-basi, tapi langsung nyelonong masuk begitu saja.

"Stttt, minggir lo," bisik Zera kepada sahabat Gavriel yang bernama Ditya. Keduanya cukup dekat karena yang lebih sering merespon malah Ditya, bukan Gavriel.

Terlihat Gavriel yang memejamkan mata sambil bersender di kursi dengan headset yang menyumpal kedua telinga cowok itu.

Gavriel itu jarang pergi ke kantin, makanya Zera selalu bawaain bekal buat Gavriel. Walau nantinya Ditya yang makan, karena Gavriel menolak.

Ditya mendengus tapi tetap saja menurut dan berpindah tempat duduk bersama Somad.

"Gav." panggilan Zera tidak mungkin terdengar oleh Gavriel, karena kedua telinga cowok itu di sumpal.

Saat tidak di sumpal saja Gavriel tidak pernah mendengarkan ucapan Zera, bagaimana sekarang?

Karena kesal di cueki, akhirnya Zera menarik paksa headset milik Gavriel hingga pada akhirnya cowok itu membuka mata.

Tatapan keduanya beradu.

Jantung Zera tidak baik jika melihat tatapan Gavriel yang begitu menusuk pada dirinya, serasa dugem.

"Apa?" suara ketus yang sering Zera dengar.

Zera menyodorkan kotak bekal makan di hadapan Gavriel. Alis cowok itu terangkat tanpa mengambil kotak bekal di tangan Zera.

"Gue tau lo belum makan kan? Ini gue bawaain makanan Gav, gue masak sendiri!" Zera berujar senang meski belum juga mendapat respon dari Gavriel.

"Gue gak butuh."

GAVRIELZE [Completed]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن