27. USIL

34K 3.7K 938
                                    

Up jam segini halal gak dibaca?

Gak pernah lebih 300 komen lagi🚶‍♀

Ada typo kabarin

***

Mata Zera mendadak terbuka lebar saat melihat api unggun yang terlihat begitu indah. Rasanya sedikit menyesal ingin menghabiskan malam ini untuk beristirahat. Nyatanya di luar tidak seburuk yang Zera kira.

Zera melangkahkan kaki dengan cepat menuju kedua sahabatnya tanpa memedulikan Gavriel yang kini memperhatikan dirinya di belakang tubuh Zera. Seakan-akan jika memejamkan mata Zera akan hilang dalam sekejap.

Kedua sahabatnya tengah sibuk memakan ayam goreng sambil bercanda tanpa adanya Zera. Ia berdecak kesal, merasa tidak di anggap keberadaannya disini. "Woy! Upil kodok!"

Keira dan Azkia reflek mengelus dadanya kaget. Menatap sengit kearah Zera. "Apasih Zee? Hobi banget bikin orang jantungan. Mau lo kasih jantung lo ke gue nanti?"

"Mau."

"Serius?"

"Iya pake jantung pisang."

Keira memutar bola matanya malas, hingga tatapannya teralih kearah Gavriel yang memilih memperhatikan Zera. "Zee, gue ambil makan dulu."

Zera mengangguk tanpa melihat Gavriel. Ia ikut bergabung bersama dengan Keira dan azkia yang duduk di atas batang pohon besar. "Hari ini acaranya apaan dah?"

"Malam ini masih bebas, belum ada kegiatan. Besok pagi ke sungai buat bersih-bersih, habis itu sarapan, terus senam. Malamnya jurit malam."

"Anjayy! Ke sungai? Asik! Gue mau berenang disana." Zera berujar antusias.

"Kabar-kabarnya sungainya dalam, klelep nanti lo dibawa dugong," ledek Azkia.

"Ngapain ada senam segala dah? Kayak emak-emak komplek," ujar Zera malas.

"Sorry, Zeranya harus makan."

"Busettt... kayak Bapak sama anak." Gavriel menatap tajam Keira lantas mengulurkan tangan ke Zera untuk berpindah tempat duduk yang sepi tidak ada pengganggu, adanya penunggu.

Gavriel memilih tempat di bawah pohon yang cukup besar dan jauh dari kerumunan. Mendadak bulu kuduk Zera merinding karena disini begitu gelap, hanya diterangi cahaya remang.

"Kenapa disini sih?" tanya Zera sedikit tidak nyaman.

"Biar gaada yang gangguin."

"Iya gaada manusia yang gangguin, tapi para setan yang ganggu," cetus Zera merajuk.

"Gapapa, nanti gue tumbalin lo." Zera mendelik tidak terima mendengar ucapan Gavriel. Keduanya sama-sama diam saat Gavriel menyuapkan nasi ke mulut Zera.

"Lagi." Senyuman jahil terukir di wajah Gavriel.

Zera membuka mulutnya siap untuk menerima suapan dari Gavriel. Melihat Gavriel yang tak kunjung mendekatkan sendok ke mulutnya membuat Zera berdecak kesal dan sedikit memajukan wajahnya. Namun dengan sengaja Gavriel menyampingkan sendoknya hingga bibir Zera tidak sengaja menyentuh bibir Gavriel. Otomatis Zera mencium bibir Gavriel tanpa sengaja.

Matanya melotot kaget dengan apa yang sedang terjadi. Dengan segera Zera akan memundurkan kepalanya menjauhi Gavriel, namun cowok itu malah menahan tengkuknya. "Hehh!"

Zera hanya takut seseorang melihat apa yang dirinya lakukan bersama Gavriel, meski posisinya jauh dari kerumunan dan disini cukup gelap.

Setelah melumatnya sebentar kini Gavriel meninggalkan kecupan di sana dan segera melepaskan pangutannya. Ia tertawa melihat wajah tidak bersahabat dari Zera yang kini menatapnya tajam. "Kenapa?" kekeh Gavriel.

GAVRIELZE [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora