39. YANG SEBENARNYA

39.6K 4K 2.2K
                                    

Ramein gak? Kalo gak gue ngambek.

Enggak, candaa. Kalo ngambekan mah cewek.

 Kalo ngambekan mah cewek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Ringisan dari bibir seseorang terdengar. Mata sayu itu terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina. Pandangannya begitu mengabur karena rasa pusing di kepala.

"Sstttt." Zera meringis. Pandangannya menyapu bersih tempat yang begitu asing di mata. Ini seperti rumah, namun tak terurus. Begitu kotor, hingga banyak sarang laba-laba disini. Ketakutan Zera terjadi lagi. Apa yang dirinya takuti kini terulang.

Pintu yang tadinya tertutup rapat kini terbuka. Masuk lah seorang cewek yang mampu membuat darah Zera mendidih seketika. "Aluna?!"

"Hay Kakak Zera." Aluna masuk ke dalam sambil memainkan rambut. Cewek itu menghampiri Zera yang duduk di kursi dengan kaki dan tangan terikat. Terlebih tangan kanan Zera yang diinfus, hingga selangnya sedikit berdarah. Zera tidak mengerti apa maksudnya ini, yang ia rasa ini menyakitkan.

"Aluna lo apain gue hahhh?!" Zera berteriak hingga pipinya dicengkeram kuat  oleh Aluna. Bahkan kuku-kukunya yang panjang terasa menusuk di pipi Zera. "Jangan berani-beraninya lo teriak di depan wajah gue, bitch."

Aluna menghempaskan pipi Zera hingga menyamping. Kemudian kakinya ia langkahkah ke arah nakas, mengambil sebuah gunting yang tergeletak di sana. Aluna memainkannya diiringi senyuman miringnya, kemudian kembali mendekat ke arah Zera. "Lo tau ini Zera? Ini gunting. Kalo gue tembusin di kulit lo rasanya gimana ya?" Aluna memegang dagunya seolah-olah berfikir.

Ditepuknya pipi Zera beberapa kali menggunakan gunting. Zera dapat merasakan dingin dari ujung gunting itu. Keringatnya menetes menandakan bahwa Zera takut. Ia sedikit trauma dengan benda-benda tajam.

"Kenapa hm? Takut?" kekeh Aluna melihat Zera mengigit bibir bawahnya. "Mau lo apasih! Cuman karena Gavriel gak nerima cinta lo dan lo nyakitin gue kayak gini?!!"

Aluna menggeleng lugu. "Enggak kok, bukan karena Gavriel aja. Lagi pula gue udah gak terlalu suka sama Gavriel. Tapi gatau deh, suka aja kalo liat lo menderita."

"LO ITU SAKIT JIWAA!"

"Ihh gak sopan. Orang waras gini dibilang sakit jiwa." Aluna mencebikkan bibirnya sok imut. Cewek itu mendekatkan gunting ke arah rambut Zera. "Kata orang, rambut itu mahkota bagi setiap cewek. Dan itu emang benar kenyataan, gue juga ngerawat rambut gue dengan baik banget."

"Lun lo mau ngapain Lun?! Aluna!!" Tetap saja jika Zera memberontak. Ikatan ditangannya begitu kuat. Semakin dirinya memberontak, membuat tangannya luka. Terutama selang infus yang semakin mengeluarkan banyak darah karena terlalu banyak gerak.

"Gimana kalo kita main-main sebentar dengan rambut lo ini? BTW, bagus juga rambut lo. Pake sampo apa?" Kemudian terdengar tawa Aluna yang begitu renyah.

GAVRIELZE [Completed]Where stories live. Discover now