03. PERIHAL RASA

51.2K 6.6K 842
                                    

Buat yang ninggalin jejak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Buat yang ninggalin jejak

***

Setelah kejadian tadi, Zera lebih memilih bolos ke UKS dan tanpa sadar cewek itu tertidur lelap disana hingga sekolah berakhir.

Zera melirik jalanan yang begitu padat, padahal dirinya ingin cepat-cepat sampai di rumah dan tidur di atas kasur yang sudah menunggu kepulangannya.

Kejadian tadi membuat kepala Zera menjadi sakit. Entah kenapa selalu begini jika dahinya terbentur benda keras, pasti efeknya akan pusing hingga berjam-jam.

Zera mendengus, harusnya tadi pagi dirinya pakai motor pasti bisa menyalip. Sekarang pakai mobil, susah buat nyalip apalagi kondisi macet seperti ini. Sambil menunggu jalanan lenggang, Zera menyalakan radio agar tidak terlalu hening dalam mobil sendirian.

Tidak ada lagi senyuman yang terukir di wajah cewek itu. Hanya ada wajah datar tanpa ekspresi. Selalu seperti itu jika Zera pulang sekolah. Cewek itu hanya mengukir senyum jika berada di sekolah, layaknya orang yang paling bahagia.

Padahal nyatanya tidak seperti itu.

Hidup Zera penuh luka.

Zera hanya tinggal bersama dengan Abangnya. Kedua orang tua Zera sudah lama meninggal dan Abangnya kini telah berubah sejak di tinggal kekasihnya.

Yang menyakitkan, Zera jadi pelampiasannya.

Tapi itu semua yang membuat Zera menjadi gadis kuat. Karena siapa lagi yang mau melindungi Zera jika bukan dirinya sendiri?

Abangnya saja tidak pernah peduli.

Zera melihat ke samping saat mendengar suara motor yang tidak asing lagi di telinganya. Seketika senyuman di bibir Zera terbit saat melihat Gavriel berada di samping mobilnya. Meski cowok itu memakai helm, tapi tetap saja Zera masih mengenali siapa cowok di balik helm full face itu.

"Hallo Gavrielll!"

Mendengar suara genit itu membuat cowok yang tadinya menghadap ke jalanan kini beralih ke asal suara. Di balik helm mata Gavriel menajam, tidak suka melihat siapa orang yang memanggil dirinya tadi.

"Gavriell! Zera ikut duduk di jok belakang yaa?! Itu masih kosong kaannnnn?!"

Lagi-lagi suara Zera hanya di anggap angin oleh Gavriel. Cowok itu tidak lagi menatap Zera, melainkan kembali fokus ke jalanan yang padat.

Gavriel berharap macetnya cepat berlalu agar dirinya bisa menjauh dari cewek gila seperti Zera.

"Gavriel dengar Zera gakkk?! Atau Gavriel budeg ya kayak Somadd?!"

Mata Gavriel memutar malas. "Berisik!"

"Gav—"

BRUMM!

GAVRIELZE [Completed]Where stories live. Discover now