23. PESTA

40.3K 4.3K 2.1K
                                    

Diketik 2900 kata. Harusnya sih komennya bisa juga nyampe segitu:'

Kalo ada typo kabarin, aing mau mandi doeloe.

***

Zera sudah siap dengan dress hitamnya. Beberapa kali Zera mengetuk-ngetuk cermin dan bertanya siapa bayangan di cermin itu.

"Hey! Lo siapa? Jawab jujur." Zera berdecak kesal, "Segala ngikutin gue lagi, untung cakep lo!"

Zera tertawa, merasa aneh dengan penampilannya sendiri. Sejak kapan dirinya memakai pakaian seperti ini? Mana terlihat cantik lagi.

Zera mengambil slingbag dan mengalungkannya. Ia berjalan tertatih-tatih karena harus memakai high heels. Untung saja Zera memilih yang haknya tidak terlalu tinggi, jadi tidak begitu susah untuk berjalan dan tidak menyakiti kakinya.

Zera membuka pintu kamar dan berjalan keluar untuk turun ke bawah. Katanya sih Gavriel udah sampai ke sini dari tadi, tapi gak tau juga takutnya cowok itu membohongi dirinya. Zera sudah bilang Bang Rama, tapi katanya dia gak bisa ikut. Rumah ini aja sepi karena Bang Rama pergi keluar bersama para teman-temannya.

Tatapan keduanya bertemu. Gavriel yang sedari tadi sibuk bermain ponsel sambil menunggu Zera kini dibuat terpukau akan penampilan Zera yang nampak begitu berbeda. Zera terlihat begitu... cantik?

"Kedip tuh mata!" celetuk Zera sinis.

Gavriel terkekeh, cowok itu berdiri. Malam ini Gavriel juga terlihat begitu tampan dengan setelan jas dan kemeja hitam yang kancing atasnya dibiarkan terbuka.

Gavriel menggandeng tangan Zera namun Zera terlebih dulu menyentaknya. "Gak usah pegang-pegang! Alergi gue!"

Zera berjalanan terlebih dulu meninggalkan Gavriel, cowok itu hanya menggelengkan kepala sambil tertawa.

Gavriel memasukan tangan kanannya ke saku jas, cowok itu mengejar Zera hingga kini berjalan beriringan. Gavriel membukakan pintu mobil untuk Zera. "Silahkan masuk tuan putri."

Zera bergidik, "Najis!"

Lagi-lagi Gavriel hanya menanggapi dengan sebuah tawaan. Keduanya memutuskan untuk melaju menuju rumah Keira. Katanya Keira bikin pesta besar-besaran. Ya Zera sudah tau itu, kayak tahun-tahun sebelumnya.

Jam baru menunjukan pukul 7 malam, dan acara akan di mulai jam 8 malam sampai tengah malam. Sungguh Zera sangat malas, ia juga mengantuk. Ini saja Zera tidak membawa apa-apa, hanya membawa harga diri untuk bertemu sahabat laknatnya.

Zera melirik jalanan tanpa mau melihat ke samping yang otomatis akan menatap Gavriel. Terkadang Zera bersenandung pelan untuk mengurangi rasa sepi.

"Zee, nanti disana lo gak boleh jauh-jauh sama gue."

"Males."

Zera menatap Gavriel tidak minat, datar tak berekspresi. "Gak usah ngatur-ngatur gue seakan-akan gue milik lo."

Gavriel tersenyum miring. "Hm? Yaudah sekarang lo milik gue. Selesai kan?"

Zera tidak lagi memedulikan Gavriel, ia hanya menganggap ucapan Gavriel seperti halnya angin lewat.

Gavriel mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, cowok itu fokus menyetir sedangkan Zera terlihat sibuk dengan ponselnya. Nampak mengotak-ngatikan jarinya di sana.

Setelah sampai di rumah Keira yang terlihat begitu ramai akan para teman-teman sekolahnya. Zera memutuskan untuk keluar dari mobil begitu juga dengan Gavriel. Mereka berdua menjadi sorotan karena keluar dari mobil yang sama.

GAVRIELZE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang