17. AWAL MAIN

64K 5.4K 1.7K
                                    


"Kenapa sayang?"

"Lo kejam! Lo orang terjahat yang pernah gue kenal!!" nafas Delia menggebu-gebu. Bahkan kini dirinya berani membalas tatapan Rama dengan tajam.

Rama mengangguk. "Gimana? Udah masuk Rumah sakit atau kuburan hm?"

"Berengsek lo Ramaaa!!" Delia menangis. Ia baru saja di kabarkan Alen kecelakaan dan sekarang kondisi cowok itu kritis. Jika tau begini. Delia tidak ingin mengenal Rama. Cowok itu selalu menyakiti orang yang Delia sayang.

"Kenapa lo lakuin itu sama Alennn!!" Delia berteriak mengeluarkan semua isi hatinya. Sakit. Tubuhnya merosot ke lantai. Delia meraup wajahnya. Jika yang celaka dirinya tidak apa. Tapi ini Alen, yang bahkan gak tau apa-apa.

Rama ikut berjongkok. Memandang Delia yang nampak kacau. Cewek itu datang ke rumah sambil menangis-nangis seperti ini. Huft! Sejujurnya Rama tidak tega deh.

"Stttt, gaboleh panggil lo, harus pake kamu," bisik Rama lirih.

"BACOTT! Gue udah muak dengan segala sifat loo!!"

Tangan Rama terkepal. Ia membawa Delia ke dalam pelukannya. "Coba bilang lagi."

"Lo berengsek! Gue benci lo, benci lo. Gue gak pernah sayang sama lo!"

"Beri aku alasan yang jelas kenapa Delia ninggalin Rama?"

Delia mendorong kasar tubuh Rama. "KARENA LO SELALU BERTINGKAHH SEAKAN-AKAN SEMUANYA MILIK LOO! LO SELALU NYELAKAIN ORANG-ORANG YANG ADA DI DEKAT GUEEE!" Delia terkekeh miris. "Lo gak ngerasa bersalah kan? TAPI GUE NGERASA BERSALAHH! KARENA GUE, LO NYELAKAIN ORANG-ORANG YANG BAHKAN GAK NGERTI APA-APAAA!!"

Mata Rama menajam. "Karena aku gak suka mereka semua deketin kamu." nadanya begitu dingin.

Delia menarik rambutnya sendiri, tidak tahu harus bersikap bagaimana lagi menghadapi sifat Rama. Niat ingin pergi dari Rama agar tidak ada lagi yang tersakiti karena tindakan cowok itu. Tapi sekarang malah lebih gila. Rama akan melakukan apa saja agar Delia kembali dalam pelukannya.

Delia mendongak. "Lo mau gue jadi milik lo kan? Silahkan Rama, terserah lo mau apain gue, TERSERAH! Satu hal yang perlu lo inget! Jangan pernah sakitin orang-orang di dekat gueee!" rasa sesak itu kian merambat. Delia menangis. "Lo gak pernah tau gimana jadi gueee! Setiap malam, setiap hari gue selalu diselimuti rasa bersalahhhh!!!!"

Rama terdiam. Apa dirinya salah? Rama hanya ingin egois tentang Delia. Rama tidak mau membagi Delia dengan orang lain. Rama hanya ingin Delia selalu bersamanya, menjadi miliknya.

"Gue capek Rama! Capek...."  Delia memukul dada bidang Rama. Cowok itu masih terdiam di tempatnya.

Grep!

"Bantu aku buat lupain kamu. Bantu aku buat gak nyakitin orang lain lagi, dengan cara nyakitin diri sendiri," bisik Rama lirih.

Mendadak tubuh Delia menegang. Kenapa rasanya lebih menyakitkan saat mendengar kata 'menyakiti diri sendiri' dari mulut Rama. Kenapa? Harusnya Delia senang, agar cowok itu merasakan rasa sakitnya. Tapi? Hati Delia berkata lain.

Selama Delia berpacaran dengan Rama. Memang pernah sekali Rama menyakiti Delia karena melihat Delia bersama cowok lain. Tapi, selebihnya Rama tidak pernah berlaku kasar pada Delia. Bahkan selalu memanjakan Delia. Selalu berkata lembut. Rama yang sekarang sudah berbeda.

"Gak perlu." Delia melepaskan pelukannya. Cewek itu berdiri.

"Semua udah selesai Ram, gue yang akan pergi jauh dari lo."

Delia berbalik.

"Dan mungkin disaat kamu pergi, aku udah gaada. Semangat hidup aku itu kamu. Jadi? Buat apa lagi aku hidup kalo kamu pergi?"

GAVRIELZE [Completed]Where stories live. Discover now