10. DANGER

48.7K 5.6K 1.9K
                                    

Cek dulu.

Ada yang nungguin?

Gaada pasti

Kangen?

Gaada juga

3 hari gak ketemu yaaaa!

***

Sudah terhitung beberapa hari ini tidak ada lagi kabar Zera mendekati Gavriel ataupun cewek itu membuat masalah. Zera nampak berbeda, cewek itu jadi sering diam daripada nyerocos dan membuat para temannya kesal.

Harusnya Gavriel senang karena tidak ada lagi yang mengusik hidupnya. Namun seperti ada yang kurang, seakan merasa kehilangan.

Cowok itu melangkahkan kakinya ke nisan seseorang yang telah lama pergi. Menyisahkan sebuah kenangan beserta lukanya. Tangannya terulur mencabut rumput yang mulai tumbuh, menabur bunga mawar diatas gundukan tanah.

"Maaf, sampai kapanpun gue gak akan bisa," lirihnya.

Sunyi. Hanya ada angin yang berhembus serta rintikan hujan yang mulai turun dari langit membasahi tanah yang membutuhkan minum.

Gavriel dengan seragam sekolah yang mulai basah itu memejamkan mata saat rasa nyeri di ulu hatinya kian merambat. "Sakit Jes, sampai sekarang gue belum bisa nerima kepergian lo."

Batu nisan itu terukir nama yang indah bernama Jessy. Sahabat dari seorang Gavriel, wanita yang dulu pernah mengisi ke kosongan hatinya. Gavriel kira ia yang begitu menyayangi Jessy, ternyata dugaannya salah. Tuhan lebih sayang Jessy hingga kini membawa Jessy kembali pulang padanya.

Mengenal Jessy di masa SMP adalah keajaiban bagi Gavriel. Ia bersyukur bisa mengenal gadis se cerewet Jessy. Sifat Jessy selalu mengingatkam Gavriel pada seseorang cewek yang selama ini selalu berusaha mendekati dirinya. Namun tanggapan Gavriel selalu kasar, berusaha agar cewek itu mengerti bahwa Gavriel tidak menginginkan kehadirannya.

Salah.

Gavriel hanya tidak mau masa lalu kembali terulang. Ia hanya tidak mau rasa itu kembali hadir, dan berakhir kehilangan.

Gavriel tidak ingin kehilangan orang yang ia sayang untuk kedua kalinya.

Dan sifat Zera itu hampir sama dengan Jessy. Sayangnya Zera lebih gila, sedangkan Jessy sedikit kalem.

"Maaf, Gavriel gak bisa nepatin janji. Gavriel nyakitin seseorang Jes."

Hatinya bagai tertusuk beribu belati. Sakit dan sesak bercampur menjadi satu.

Gavriel tidak bisa selalu seperti ini, melampiaskan ke cewek lain agar tidak ada lagi rasa cinta yang tumbuh.

Dan Aluna sebagai pelampiasannya.

***

Suasana kelas IPS 3 nampak sepi karena semua memilih pergi ke kantin. Berbeda dengan cewek yang menyumpal telinga dengan headset dan menidurkan kepala di atas meja sambil menghadap ke jendela, memejamkan mata dengan tenang.

Langkah kaki terdengar, sorot matanya menelisik ruangan hingga terpaku dengan sosok cewek yang berada di pojok belakang. Kakinya ia langkahkan kearah cewek yang terlihat tertidur, atau hanya sekedar memejamkan mata.

Perlahan tangannya mengusap rambut cewek itu hingga membuat dia terusik. "Apasih El? Gue mau tidur!" ketus Zera masih memejamkan mata.

"Bangun, belajar."

Deg!

Mendengar suara itu seketika tubuh Zera berubah tegak. Ia melirik tidak percaya melihat siapa cowok di sampingnya ini. "Gavriel? Ngapain lo kesini?" ketus Zera tidak seperti biasanya.

GAVRIELZE [Completed]Where stories live. Discover now