07. ANGER IS DIFFERENT

45.1K 5.4K 540
                                    

07. ANGER IS DIFFERENT

Sesuai apa kata Gavriel, kini keduanya berada di perpustakaan untuk belajar. Berbanding dengan Zera yang senyum-senyum sendiri menatap Gavriel, cowok itu malah memutar bola matanya malas.

"Gausah liatin gue mulu, belajar!"

Gavriel memberikan 3 buku yang isinya begitu tebal. Seketika mulut Zera tercengang melihat buku yang kini berada di depan matanya. "Gila! Tebal banget, mata gue nangis darah kalau pelajarin semuanya!"

Gavriel menatap Zera dengan tajam, cowok itu mengambil buku kosong beserta pulpen dan mencoret-coret angka disana.

"Nih, penjelasannya dulu. Lo baca, kalau gak ngerti berarti lo terlalu tolol."

Zera mendengus tidak terima, ia merebut buku di tangan Gavriel, dan membaca tulisan Gavriel yang sialnya lebih bagus daripada tulisan Zera yang nampak seperti ceker ayam.

Transformasi Geometri adalah salah satu materi matematika bidang geometri yang mempelajari perubahan posisi dan ukuran benda dengan menggunakan konsep matematis. Ada 5 macam transformasi geometri, yaitu translasi (pergeseran), refleksi (pencerminan), rotasi (perputaran), dilatasi (perubahan ukuran), dan transformasi oleh matriks.

Setelah beberapa menit membiarkan Zera membaca tulisannya dalam diam. Gavriel melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan, harusnya jam segini dirinya sudah berada di rumah. Tapi gara-gara cewek di sampingnya, membuat semua rencana Gavriel berantakan.

"Lo baca lama banget! Sini!" ketus Gavriel kembali merebut buku di tangan Zera dengan kasar.

Dahi Zera berkerut, cewek itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Gavriel gue ga—"

"Lo gak tau, udah gue tebak. Otak lo gak akan nyampe," kata Gavriel pedas.

Bibir Zera mencebik kesal, kapan coba Gavriel akan memuji dirinya. Apa Zera begitu buruk di mata Gavriel?

"Nih! Kerjain, harus bisa!"

Zera menggeleng. "Gabisa Gavriel, gak ngerti."

Gavriel menghembuskan nafasnya kasar, cowok itu mengacak rambut sambil duduk lebih dekat dengan Zera. Gavriel menjelaskan begitu detail tentang cara-caranya hingga membuat Zera terpukau. Bukannya menatap buku cewek itu malah memandang wajah Gavriel dari samping sambil menopang dagu. Gavriel yang tersadar diperhatikan pun melirik kesamping hingga kedua mata mereka beradu.

"Liatin soalnya, bukan gue," sinis Gavriel memukul dahi Zera pelan dengan pulpen.

Zera mengaduh mengusap dahinya, cewek itu memajukan bibirnya kesal. Nampak imut tapi berbeda dimata Gavriel. "Iya-iya, Zera udah tau! X itu -10 terus Y nya 7 nah terus nanti di tambah sama titik P' nya! Terus ketemu hasilnya 13, -20."

"Tuh tau! Bego jangan ke begoan."

"Gue itu pintar, tapi pura-pura bego aja."

"Kalau orang pintar gak mungkin pura-pura buat jadi bodoh," sinis Gavriel membuat Zera seketika diam. Benar juga, kalau pintar ya pintar aja. Orang bego aja penginnya pintar, ngapain yang pintar pura-pura bego. Berarti Zera bego benaran dong?

"Gue kasih 2 soal, lo kerjain. Waktunya cuman 10 menit, itu udah cukup lama bagi gue." Gavriel memasang headset di telinga dan memejamkan mata tanpa peduli nasib Zera dengan soal-soal di depan matanya.

"10 menit? 1 soal aja gue belum tentu selesai," gumam Zera dramatis.

***

"Dia ada di toko bunga bos."

"Bawa ke gue, kalau perlu lo seret secara paksa."

Kedua orang berseragam itu mengangguk, sambil terus memperhatikan setiap gerak-gerik seseorang yang sedari tadi di intai. Cewek itu terlihat sedang bercakap-cakap dengan pelayan toko bunga.

GAVRIELZE [Completed]Where stories live. Discover now