Chapter 3

3.4K 426 27
                                    

Hai! Stay save and healthy ya^^

-●●●-

Jika seseorang mengenal Donghyuck di sekolah menengah dan melihatnya rajin melipat kemeja di pagi hari, maka mereka mungkin akan terkejut. Mereka mungkin mengira bahwa Donghyuck yang mereka kenal telah diculik oleh alien dan digantikan oleh seorang impostor. Huh, bahkan mungkin ibunya akan berpikir seperti itu, seandainya sang ibu tidak memutuskan komunikasi dengannya.

Ia bukanlah orang yang tertib kala itu. Faktanya, jika ia merasa masih bisa mengatasi kekacauan di dalam kamarnya di rumah, ia pasti akan menunda acara bersih-bersih untuk melakukan hal-hal yang ia anggap lebih penting, seperti mungkin bermain League of Legends atau Overwatch.

Namun, di sinilah ia sekarang, hampir setengah dari tahun terakhirnya di perguruan tinggi, melipat pakaiannya dengan rapi, mengaturnya berdasarkan warna, dan memastikan tidak ada yang kusut di lemari yang ia gunakan bersama Renjun.

Kekacauan dan kerumitan terasa menakutkan dengan cara yang mungkin tidak akan pernah dimengerti oleh Donghyuck yang dulu, yang tidak memiliki banyak pengalaman. Saat ini ia suka hal-hal berada di tempat yang seharusnya, dan ia benci ketika sebagian kecil kertas mencuat dari bindernya. Ia ingin segalanya teratur karena ia suka berpikir bahwa ia juga mengatur hidupnya. Donghyuck ingin merasa memegang kendali.

Ketakutan dalam dirinya adalah faktor yang menciptakan kebiasaan ini, ketakutan bahwa ia akan sekali lagi kembali menjadi dirinya yang dulu—manusia yang berantakan dan malas—seseorang yang tidak memiliki arah. Ia membenci tahap dirinya itu, dan jika bisa, ia akan menghapus keberadaan Donghyuck yang pasif itu.

Dengan tenang, Donghyuck menutup pintu lemari, memastikan bahwa pintu itu tertutup rapat. Ia kemudian mengecek waktu pada jam digital di meja tua yang ia gunakan sebagai meja belajarnya. Sudah pukul delapan tiga puluh pagi, artinya ia masih punya waktu tiga puluh menit sebelum pelajaran pertamanya di hari Senin pagi dimulai, cukup baginya untuk mengisi waktu dengan mode rileks dan melakukan rutinitas paginya tanpa banyak berpikir. Ia tidak akan punya banyak waktu luang untuk memikirkan hal-hal yang tidak masuk akal.

Renjun sudah pergi saat Donghyuck bangun, karena memiliki kelas pada jam tujuh tiga puluh. Donghyuck tidak pernah bisa mengerti mengapa Renjun memilih jadwal begitu pagi, terutama pada hari Senin, tetapi ia berpikir bahwa seperti dirinya, itu mungkin adalah cara Renjun mengatur hidupnya—dengan memulai harinya lebih awal.

Berbicara tentang Senin, hari ini adalah hari ketiga setelah Mark menampakkan diri, dan setelahnya laki-laki itu kembali menghilang sekali lagi. Itu tidak seperti Haechan menunggunya atau apa pun, ia juga tidak ingin memikirkannya. Ia tidak akan melakukan itu, terutama pada hari Senin. Hari Senin terlalu sibuk baginya, karena harinya akan dimulai pukul sembilan dan akan berakhir pada pukul dua belas pagi (yang akan menjadi hari Selasa) setelah shift kerjanya di McDonald's usai. Donghyuck terlalu sibuk untuk memikirkannya.

Melakukan rutinitas pagi itu mudah karena Donghyuck bahkan tidak perlu memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Tubuhnya sendiri sudah menghafal apa yang harus dilakukan, dan sebelum menyadarinya, ia sudah keluar dari apartemen.

Yang biasanya ia lakukan hari Senin pagi adalah langsung pergi ke kampus setelah menutup pintu apartemen. Bukan bagian dari rencananya untuk menjumpai pemilik apartemen, yang sedang membuka kunci pintu unit sebelah. Keduanya tidak seharusnya berjumpa pada hari Senin, karena waktu perjumpaan seharusnya adaah setiap kali perempuan itu akan menagih uang sewa darinya dan Renjun, yang akan datang beberapa minggu lagi. Donghyuck merasa sedikit terganggu oleh perbedaan kecil rutinitasnya, dan ia merasa tidak nyaman dengan perbedaan yang terjadi di pagi hari, hal-hal yang lebih tidak biasa pasti akan terjadi sepanjang hari nanti. Donghyuck dengan cepat menenangkan dirinya. Lagi pula, apa yang dilakukan oleh pemilik apartemen itu pada Senin pagi? Ia berpikir untuk tidak banyak menyapa dan hanya bersikap sopan sebagai formalitas.

[Terjemah] INKED ON MY WRIST CARVED IN MY HEART | Markchan ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora