Chapter 19

1.1K 193 21
                                    

Kehidupan Donghyuck telah berakhir saat ia mengunggah video klarifikasi itu. Memang kecemasannya sempat datang dan membuatnya ingin menghapus video itu beberapa menit setelah diposting di akunnya, tapi sudah terlambat. Seseorang telah menyimpan video itu dan menguploadnya kembali. Saat ini video itu sudah diunggah lebih dari sepuluh akun, yang memang didedikasikan untuk beberapa hal viral di internet. Itu jauh di luar kendali Donghyuck. Tidak ada yang bisa ia lakukan tentang itu. Hidupnya sudah berakhir.

Donghyuck berlebihan. Ia seharusnya menyuruh mereka berhenti mengganggu Mark karena ia sudah memaafkannya. Itu seharusnya sudah cukup. Tetapi sebaliknya, dirinya yang bodoh membiarkan kesalahannya dengan mengakui banyak hal. Ia mengatakan banyak hal yang melibatkan dirinya sendiri dan tidak bisa ia tarik kembali. Ia bodoh. Hidupnya sudah berakhir.

Tangannya gemetar saat ia menggulir di bagian komentar di salah satu versi video yang diunggah ulang. Tenggorokannya menegang. Banyak komentar berbicara tentang bagaimana mereka salah menilai Mark padahal sebenarnya dirinyalah yang menjadi penjahat dalam cerita tersebut.

"Jalang manipulatif."

"Bajingan egois."

"Orang gila yang depresi."

Ponselnya terus bergetar, menandakan pesan yang terus datang. Donghyuck, bagaimanapun, terlalu takut untuk memeriksanya. Pesan terakhir yang ia baca adalah dari mantan rekan kerjanya, orang yang pernah mendukungnya ketika semua orang masih bertekad untuk membenci Mark.

Kata-katanya sangat merendahkan, seperti menilai seluruh kehidupan Donghyuck hanya berdasarkan peristiwa tertentu dalam hidupnya. Sungguh lucu bagaimana orang dapat dengan mudah mengubah pendirian mereka hanya dengan satu jentikan jari. Satu menit, mereka mendukung Donghyuck, dan kemudian memberikan peran antagonis padanya.

Donghyuck mematikan ponsel, tidak lagi merasa nyaman membaca opini orang lain tentang dirinya. Semua sudah berakhir untuknya. Ia menghancurkan dirinya sendiri.

Namun, emosi aneh apa yang ia rasakan? Itu aneh, sesuatu yang tidak bisa ia sebutkan namanya—sesuatu yang tidak bisa ia mengerti.

Donghyuck tidak mengacu pada perasaan buruk menjadi sasaran cyber-bullying. Itu adalah sesuatu yang berbeda.

Apa yang ia rasakan setelah melepaskan Mark dari situasi buruk itu? Rasanya hangat dan menyenangkan. Perasaan yang baik, kalau saja tidak dibayangi oleh rasa takut saat keluar dari apartemen kecilnya dan menghadapi orang asing yang mungkin bisa bertindak atas amarah mereka yang tidak bisa dipercaya, seperti yang dilakukan beberapa orang terhadap Mark.

Apakah Donghyuck masih bisa pergi keluar? Pergi ke kampus? Ke supermarket? Apakah ia bisa berjalan keluar sendiri?

Mungkin Donghyuck tidak perlu keluar sendiri. Ia selalu bisa meminta Renjun untuk menemaninya kemana-mana. Dengan begitu, ia tidak perlu takut akan kemungkinan orang asing mendatanginya dan melakukan hal-hal bodoh.

Oh, iya.

Donghyuck tidak memiliki Renjun lagi. Donghyuck telah kehilangan satu-satunya teman dan mendapatkan banyak orang baru yang membencinya.

Donghyuck kacau. Ia benar-benar merusak dirinya sendiri, bukan? Bagaimana ia bisa beralih dari semua ini sendirian? Apa yang harus ia lakukan?

Sambil menghela napas, Donghyuck kembali berbaring di sofa. Ia tidak tahu bagaimana caranya keluar dari semua ini—kekacauan rumit yang ia hadapi—kekacauan rumit yang ia ciptakan sendiri ini.

Mengapa tidak ada solusi sederhana untuk semua masalah ini? Mengapa tidak ada jalan keluar yang mudah? Mengapa Donghyuck tidak bisa menekan tombol restart saja?

[Terjemah] INKED ON MY WRIST CARVED IN MY HEART | Markchan ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt