Chapter 24

1.3K 210 27
                                    

"Kotak sialan apa ini?" Donghyuck tidak bisa menahan diri untuk tidak mengatakannya begitu ia memasuki apartemen Doyoung. Ia benar-benar harus memiliki kendali yang lebih baik dengan bahasanya, dan itu adalah sesuatu yang pasti gagal. Dalam pembelaannya, hal yang tidak ia butuhkan setelah hari yang panjang dan merepotkan di kampus adalah dihadapkan dengan kotak-kotak raksasa yang memenuhi ruang tamu.

Donghyuck menoleh ke sepupunya yang memelototi kotak sambil duduk tidak nyaman di sofa dengan kedua kakinya yang bersilangan. Ia sama sekali tidak terlihat tersinggung dengan bahasa Donghyuck. Ia percaya sepupunya memiliki pendapat yang sama terhadap kotak-kotak itu.

"Peralatan baru. Ten mengirimnya."

Mata Donghyuck membelalak kaget. "Kau sugar baby-nya Ten, atau apa?"

Donghyuck menggigit lidahnya lagi sebagai hukuman untuk dirinya sendiri. Ia benar-benar harus berhenti mengatakan hal pertama yang muncul di benaknya. Lagipula, mengapa ia menyindir sepupunya? Ia tidak punya alasan untuk itu karena mereka seharusnya tidak bermusuhan lagi. Tapi terkadang, sangat sulit untuk mengatasi kebiasaan lama. Donghyuck memandangi sepupunya yang juga sedang menatapnya. Ia akan meminta maaf atas pilihan kata-katanya yang buruk, tapi sepupunya berbicara lebih dulu.

"Kotak-kotak itu sebenarnya bukan untukku, tapi untukmu."

Ah, jadi Donghyucklah yang sugar baby.

Apa?

"Aku tidak mengerti," katanya sambil mengamati kotak-kotak itu dengan matanya. "Kenapa dia memberiku semua ini?"

"Aku memberitahunya kau pindah ke tempat baru," Doyoung mengaku. "Tapi aku cukup yakin aku telah menjelaskan padanya bahwa kau pindah ke tempatku sehingga tidak perlu banyak hal baru."

Tapi bukan itu yang ditanyakan Donghyuck.

Ia bertanya mengapa Ten tiba-tiba memberinya hadiah.

Pastinya, mereka tidak betteman, dan jika Donghyuck mengingatnya dengan jelas, Ten pasti marah padanya atas semua yang ia lakukan pada Mark.

Doyoung pasti menyadari kebingungannya. Sepupunya menghela napas sebelum berbicara sekali lagi. "Membingungkan, kan? Aku tahu. Ten sebenarnya seperti itu. Sesekali dia menyebalkan, dan terkadang dia tiba-tiba menjadi orang paling manis di dunia ini. Kurasa terlalu manis untuk disukai siapa pun, kecuali pacarnya."

"Tapi kami tidak berteman," Donghyuck mengulangi. "Apa dia biasanya suka memberi banyak hal kepada orang asing?"

Sungguh bajingan kaya yang beruntung. Ten pasti kelebihan uang jika itu yang terjadi.

Doyoung hanya mengangkat bahu. "Ten selalu memiliki cara yang berlebihan untuk meminta maaf. Aku tahu ia terkadang keras kepala, tapi begitu ia menyadari kesalahannya, ia akan merasa sangat bersalah dan tidak bisa menghilangkan perasaan itu sampai ia dimaafkan."

Donghyuck menahan keinginan untuk memutar matanya. Yah, ia bisa menjadi kejam pada lelaki itu. Jika fakta bahwa ia tidak memaafkan Ten benar-benar mengganggunya, maka ia mungkin juga dengan sengaja melupakan tentang memaafkan orang lain. Lagipula, Ten sangat jahat padanya, jadi tepat bagi Donghyuck untuk membalasnya.

Tapi sekali lagi, apa artinya itu? Tentu, itu terdengar memuaskan, tapi sekali lagi, ia hanya akan kembali ke siklus menyakiti orang lain dan membenarkan tindakannya karena ia juga menderita.

Selain itu, Donghyuck benci untuk mengakuinya, tapi ia entah bagaimana bisa mengerti mengapa Ten melakukan apa yang ia lakukan. Di mata Ten, ia hanya melindungi dan menjaga temannya, sesuatu yang mirip dengan apa yang Donghyuck pikirkan ketika ia memutuskan untuk menghancurkan Renjun, Jeno, dan Jaemin untuk selamanya adalah ide yang bagus. Sungguh menyakitkan untuk mengakuinya, tapi pada dasarnya itu sama.

[Terjemah] INKED ON MY WRIST CARVED IN MY HEART | Markchan ✔️Where stories live. Discover now