Chapter 7

2.2K 330 106
                                    

Alarm mulai berbunyi untuk ketiga kalinya pagi itu, tetapi satu-satunya orang di ruangan tidak bergerak untuk bangun. Sebenarnya Donghyuck sudah terjaga, jauh sebelum jam alarm mulai berbunyi. Ia terjaga, hampir tidak tidur tadi malam. Ia sudah terjaga, tapi ya Tuhan, ia berharap untuk tetap terlelap.

Donghyuck hampir tidak dapat mengingat hari apa ketika ia bangun di pagi itu, sehingga tidak dapat mengingat jadwal yang ia miliki. Itu pertanda buruk, pertanda bahwa ia sekali lagi kehilangan kendali atas hidupnya. Padahal sungguh, ia ragu apakah ada yang bisa menyalahkannya jika ia kehilangan kendali lagi.

Hari-hari sebelumnya tidak mudah baginya, dan sangat mudah untuk kembali ke kebiasaan lamanya lagi- hanya berbaring di atas tempat tidur sepanjang hari, dan membiarkan eaktu berlalu-membiarkan hidup orang lain berlalu tanpa dirinya, yang tampaknya akan menjadi hal yang mudah bagi orang-orang di sekitarnya.

Yang mereka lakukan hanyalah pergi. Tidak ada yang peduli jika dunia Donghyuck berhenti berputar.

Mark jelas tidak peduli. Tidak saat dulu, dan tidak saat ia akhirnya kembali. Laki-laki itu telah mencoba untuk membuat Donghyuck percaya bahwa ia akhirnya peduli, dan untungnya Donghyuck tidak mempercayainya. Mark pergi begitu saja dan Donghyuck tidak pernah melihatnya sejak malam itu.

Donghyuck tidak pernah percaya jika Mark bahkan peduli, karena Donghyuck benar-benar tidak peduli, tapi ia masih terluka.

Karena Mark Lee mengecewakannya lagi.

Mark mudah menyerah, seharusnya ia bisa berusaha lebih keras, sekeras Donghyuck sendiri di masa lalu. Mark dari semua orang harus tahu bahwa apa yang telah ia lakukan tidaklah dapat dimaafkan dengan mudah, mengapa ia mengharapkan Donghyuck memaafkannya dengan mudah?

Tapi Mark tidak berusaha lebih keras. Ia tidak melakukannya karena Donghyuck tidak cukup penting untuk diperjuangkan.

Mark tidak pernah benar-benar mencintai Donghyuck, itu adalah hal yang pasti, karena jika Mark memang mencintainya, ia pasti tidak akan menyerah begitu saja. Jika Mark mencintainya, ia tidak akan pergi sejak awal.

Mark bahkan tidak peduli. Ia tidak peduli dengan kekosongan yang akan dirasakan Donghyuck tanpanya.

Itu bukan hal yang mengejutkan.

Hampir tidak ada yang peduli tentang Donghyuck. Keluarganya bahkan menelantarkan dirinya saat ia membutuhkan dukungan dari mereka. Donghyuck telah mencoba memahami mengapa orang tuanya memutuskan untuk berhenti mengiriminya uang. Untuk sementara, ia meyakinkan diri sendiri bahwa itu karena kesalahannya. Bahwa ia memang salah. Namun, mengakui bahwa itu adalah kesalahannya hanyalah salah satu cara untuk menjadi anak yang baik sehingga ia tidak dapat menemukan kesalahan orang tuanya. Tapi sungguh. Jauh di dalam lubuk hatinya, itu bukan salahnya, dan ia tahu ia benar. Tentu saja ia akan kecewa. Ia terluka saat itu. Jika Mark tidak meninggalkannya, jika bukan karena masalah kebencian Mark terhadap mate-nya, maka Donghyuck akan bisa menjalani kuliahnya dengan baik.

Kedua orang tua Donghyuck seharusnya berusaha lebih keras untuk memahaminya, tetapi tidak, mereka tidak memahami dirinya. Mereka hanya ... menyerah. Mereka menyerah pada Donghyuck ketika dirinya sangat membutuhkan dukungan mereka.

Ah, tapi sekali lagi, apakah Donghyuck benar-benar mendapat dukungan mereka sejak awal? Ya, mereka telah menyetujui jurusan pilihannya, tetapi jelas bukan tanpa kekecewaan, karena tidak seperti sepupunya, sepupunya yang sangat istimewa dan patut dipuji, jurusan pilihannya tidak begitu bergengsi. Berpikir tentang itu, Donghyuck merasa bahwa itu bukanlah salahnya. Sebaliknya, mereka hanya menunggu saat yang tepat untuk menelantarkannya.

Tentu saja Donghyuck tidak bisa mengakuinya dengan lantang. Mereka adalah orang tuanya, dan ia hanyalah anak mereka, kan? Makanya, itu tidak adil.

Dan kemudian ada Renjun, Renjun yang menurut Donghyuck tidak akan pernah meninggalkannya seperti orang lain. Tentu, mereka masih berbagi apartemen yang sama, tetapi mereka tidak sedekat dulu.

[Terjemah] INKED ON MY WRIST CARVED IN MY HEART | Markchan ✔️Where stories live. Discover now