13. Dear Pinodamie

130 30 126
                                    

Hope your enjoyed and happy reading guys 😉

Salam manis  dan wink crocodile dari Dobby 😚

Salam manis  dan wink crocodile dari Dobby 😚

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Dingin.

Malam ini langit tampak gelap tanpa cahaya bintang dan rembulan. Keduanya sama-sama bersembunyi di balik awan hitam dalam gelapnya malam. Ditemani temaramnya lampu jalan, kembali ku eratkan jaket denim warna biru langit milik Dobby. Jaket yang diberikan Dobby padaku ketika sedang di parkiran rumah sakit.

Ngomong-ngomong, saat ini aku dan Dobby sedang bersama. Menikmati suasana malam yang dingin. Genangan air di aspal masih terlihat, sisa hujan yang mengguyur kota. Hanya berdua, menikmati pemandangan hasil karya hujan yang menyapa bumi.

Perih. Mataku terasa sakit dan sembab akibat terlalu banyak menangis. Dalam perjalanan pulang, kutepis semua rasa dalam hati. Berusaha untuk tetap tegar dan mengusir rasa cemas yang berlebih.

Setelah Dobby tiba di rumah sakit, laki-laki bermarga Kim tersebut mengajakku pulang ke rumah. Meskipun aku sudah menolak, tetapi dia tetap bersikeras untuk membawaku kembali. Dengan alasan bahwa ayah dan bunda yang cemas, juga kak Jaewon yang sudah pergi kesana-kemari mencari keberadaanku. Tidak ada alasan bagiku menolak ajakan Dobby.

Aku pulang, kembali ke rumah tanpa menunggu kak Yedam bangun dari koma ringan. Dipaksa Dobby tentunya.

Dari kejauhan, sorot lampu motor Dobby terlihat samar, sedikit temaram karena bertabrakan dengan sorot lampu kendaraan lain. Derit suara ban motor Dobby terdengar jelas, berhenti secara mendadak yang membuatku menabrak punggung tegap Dobby dari belakang.

Saat ini kedua netra cokelatku terbelalak. Kedua mataku terbuka lebar menatap seonggok motor yang baru saja berhenti mendadak tepat di depan kami. Bahkan motor tersebut sedikit menabrak motor milik Dobby.

Dari sini, kutatap pemuda yang terlihat tidak asing bagiku. Sosok pemuda dengan motor warna merah dan kaki jenjang yang menjadi hal paling kukenali. Kaca helm full face itu terbuka, menampilkan wajah Haruto dengan ekspresi datar. Wajahnya tampak marah, terlihat dari sorot matanya yang tajam.

Watanabe Haruto, laki-laki berdarah Jepang—Korea tersebut melirikku yang ada di belakang Dobby. Masih mengenakan helm milik Dobby tanpa berniat untuk melepas — sekadar membalas tatapan mata Haruto secara langsung.

"Apa kamu sedang dalam tahap menusukku dari belakang, Kim Doyoung?"

"Seharusnya kamu bersyukur, bukan menuduh sembarangan."

"Cih." Haruto terkekeh pelan, memberikan senyuman paksa kepada Dobby.

Kemudian, Haruto melangkah turun dari motor, menghampiri aku yang enggan untuk turun dari motor Dobby. Aku kesal sekaligus marah kepada Haruto.

[✓] MONOCHROME (TELAH TERBIT)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin