Part 8

90 10 73
                                    


🎑🎑🎑🎑

Tobirama pov

Malam sekitar jam 9, dia berniat mencari buku yang menarik untuk mengisi waktu luangnya. Di perpustakaan yang sangat luas, dia sengaja melepas penatnya memilih sendirian dibandingkan bersama dengan para istrinya.

Ia mendecih, ketiga istrinya itu kenapa tidak mau mengerti keinginannya dan selalu mendesak meminta perhatian yang menjadikannya bosan. Ia berpikir kenapa wanita selalu mementingkan perasaan yang tidak penting sama sekali.

Ia lelah dengan semuanya. Tidak ada satupun yang membuatnya tenang selain membaca buku. Seperti saat ini, terlebih dia menemukan buku baru yang tidak pernah dibacanya.

Tobirama terheran-heran, sejak kapan buku ini berada disini? Ia bahkan tak pernah melihat sampulnya. Seluruh buku di perpustakaan ini sudah dilalap habis dibacanya tiap hari, tapi yang ini sepertinya bukan milik kerajaan senju.

Buku itu dibalik dan diamatinya, mencoba membuka lembarannya yang begitu asing di mata. Ahh ternyata ini memang bukan milik senju, melainkan milik nenek shiwagama. Tapi kenapa disini? Ia melirik ke arah sekitar, tidak ada siapapun disana.

"perbuatan ini sudah jelas berasal dari kucingnya. Tapi kenapa si kucing bisa berada disini? Apa yang dia lakukan?" gumamnya.

Buku itu berisi catatan penting, isinya membahas tentang sihir dari dunia lain. Mengenai penulisan itu, seolah mengarah pada ramalan dulu yang pernah dibicarakannya dengan para petinggi senju.

Dengan cepat ia membacanya mencoba mengorek segala informasi yang ada. Beruntung sekali dia menemukan sesuatu hal sangat penting yang mengejutkannya. Hanya saja ia menyayangkan sikap nenek shiwagama yang pikun itu selalu tidak mengecek barang-barangnya yang hilang akibat ulah si kucing kesayangannya. Padahal jika barang sepenting ini jika jatuh pada pihak musuh sangatlah berbahaya.

"sudah ku duga jika nenek tidak mengatakan semua tentang ramalannya. Kakak bodoh! Kau terlalu mempercayainya!" dia membalikkan lembaran lainnya dengan cepat, namun tulisan selanjutnya tidaklah berguna, hanya coretan tidak penting.

.

Ia beranjak pergi dari perpustakaan sembari membawa buku asing itu. Tidak perlu risau soal buku ini yang bukan miliknya. Sudah pasti Amp melupakan barang sepenting ini, karena dia kucing naif yang bodoh dan juga pelupa.

Berjalan santai jelas tidak akan mencurigakan orang-orang. Memasuki didalam kamarnya sewaktu muda lebih aman dibandingkan tempat lain. Ia menyimpan buku ditempat yang sulit dijangkau, dibawah lemari yang terlihat sempit.

Sekarang tubuhnya yang letih ia sandarkan diatas kasur, ia bergumam dengan seringaian di bibirnya.

"dewi itu membawa keberkahan dan kutukan. Apa yang dimaksud dengan kutukan itu? Apa tujuan sebenarnya seorang dewi yang turun di bumi ini? Apa aku harus bertanya padanya? Tidak. Sudah pasti dia akan berbohong padaku, wanita picik sepertinya tidak akan mengaku"

.

.

🌿🌿🌿🌿

Pagi ini aku sedang bermain dengan seekor kelinci yang diambilnya dari belakang istana. Aku tahu kalau kelinci ini milik salah satu selir Ashura, tapi jika meminjamnya satu, tidak masalah bukan?

"naruto, jangan katakan pada orang-orang ya... Aku mohon hanya kali ini saja waktu luangku ku gunakan untuk bermain"

"t-tapi... Emm baiklah, hanya saja jangan terlalu jauh kau membawanya. Bagaimana jika selir Matsuri menghitung peliharaannya nanti?"

"jangan khawatir, dia tidak mungkin menghitungnya satu persatu. Dah"

Naruto hanya meneguk ludahnya pelan, "cepatlah kembali ya...."

The Gooddes Of Love (Naruto OC) ENDWhere stories live. Discover now