Part 16

40 9 44
                                    

🥀🥀🥀🥀🥀

Seminggu setelah pernikahan, seperti yang sudah ku rencanakan sejak awal, aku akan berbohong tentang kehamilanku. Semuanya ini demi kebaikan dan masa depan anakku.

Ku lihat dari berbagai tempat, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Madara. Naasnya aku juga tidak tahu dimana lokasiku berada.

Sejak aku tinggal disini, aku lebih suka mengurung diri di kamar. Itu karna aku tak minat kemana-mana meskipun fasilitas yang diberikannya lebih lengkap, tidak seperti di Senju. Sebab pikiranku juga selalu melayang membayangkan seseorang yang ku cintai sampai saat ini.

Ah iya, aku baru ingat kalau bisa mendeteksi chakra. Dengan cepat ku fokuskan chakraku dan menggunakan jurus byakugan. Setelah menemukannya, aku bergegas menemuinya.

Aula istana, ternyata dia memang disana bersama banyak orang-orang kepercayaannya. Aku ragu untuk masuk ke sana, takut jika dia mencurigai rencanaku.

Tidak ku sangka aku mendengar suara Madara yang memanggilku. Dengan canggung aku memasuki aula dan menunduk hormat didepan kursi tahtanya.

"sepertinya ada yang kau bicarakan denganku? Cepat katakan saja" ucapnya sedikit tersenyum bahagia.

"ini kabar baik, aku sekarang mengandung putramu!" bohongku.

Madara mengerjap, dia seolah tidak siap mendengar perkataanku. Begitu juga dengan raut wajah orang-orang disini yang berubah menjadi marah dan kesal saat melihatku.

"ada apa? Apa ini mengejutkanmu?" tanyaku tak tahu.

Seketika Madara menghampiriku. Tiba-tiba dia menampar pipiku keras sekali hingga tubuhku terjatuh. "dasar tidak berguna!" bentaknya dengan suara lantang.

Aku terkesiap dengan perlakuan kasarnya. Kenapa dia menamparku? Ku pikir dia akan senang mendengar kabar ini.

"Hadiah seharusnya ada setelah kau memenangkan beberapa pertarungan. Tapi kenapa kamu malah sudah mengandung duluan? Hah!" ucapnya bernada dingin.

Air mataku mulai membasahi pipi, walaupun dalam hatiku sangat marah. 'kenapa kamu menyalahkan pihak wanita? Bukankah kamu yang tidak bisa menahan diri? Cih, asal kamu tahu, aku ku tidak akan pernah sudi mengandung anak darimu'

"bagaimana Yang Mulia? Anda pasti tidak melupakan rencana awal bukan?"

"cih tidak seharusnya kehamilanmu berada di situasi saat ini. Senjata perang sepertimu tidak layak untuk mencuri hadiah dariku sebelum aku memberikannya padamu! Tapi apa boleh buat, semuanya sudah terjadi!" geramnya kesal. Sebenarnya didalam lubuk hatinya, dia merasa senang mendengar kabar itu. Tapi apa daya jika tujuan kerajaannya menjadi tersendat.

"lalu apa yang akan anda lakukan Yang Mulia?"

"sebaiknya anda segera menggugurkannya. Urusan kerajaan lebih penting daripada urusan pribadi. Kakak bisa mendapatkan anak selanjutnya jika mau bersabar lagi" ucap Izuna mendesak.

Manik onyxnya terlihat bimbang, pikirannya juga resah. Anak pertamanya kini hadir dan terpaksa harus dibunuh. Menurutnya itukah pilihan yang bijak? Bagaimana dengan penantiannya selama bertahun-tahun?

"aku akan menunda peperangan sampai kelahiran anakku tiba. Kalian jangan protes dengan kebijakanku! Kalian mengertilah untuk kali ini saja" ucap Madara tegas.

"kakak jangan terbawa perasaan yang akan merugikanmu"

"cukup kali ini saja adikku. Aku tahu ini keputusan yang egois. Tapi bisakah kalian juga bersabar?" nada suara Madara terdengar tidak boleh dibantah lagi.

Izuna mulai mendecih, dia bersama dengan orang-orang lainnya mulai bergumam-gumam membuat ulang rencananya.

Tak ada yang menolongku, aku disini benar-benar diperlakukan seperti budak yang bangkit sendiri. Aku tak tahan. Aku putuskan untuk pergi sedikit berlari kembali ke kamar.

The Gooddes Of Love (Naruto OC) ENDWhere stories live. Discover now