Part 18

36 5 47
                                    

🌌🌌🌌🌌

Malam hari kemudian, sekitar jam sembilan lebih. Suara gedoran pintu terdengar cukup keras hingga membuat sang penghuni kamar mulai terbangun dari tidurnya.

Dengan hati kesal Madara mengizinkan sang pengetuk pintu untuk masuk ke dalam kamarnya. Ternyata pangeran Obito yang kurang kerjaan itu sedang menundukkan setengah badan.

"maaf Yang Mulia, ada rapat penting yang harus kita bahas sekarang!"

"ck baiklah!" jawabnya singkat dan sedikit kesal. Sedangkan aku yang tidur disebelahnya mulai terbangun sesaat dia hendak turun dari kasur.

"mau kemana malam begini?" tanyaku.

"aku ada urusan penting! Tidurlah lagi" Madara mengelus kepalaku lembut, lalu mengecup dahiku.

Aku memejamkan mataku lagi. Menyebalkan, gara-gara urusan penting itu aku jadi tidur sendirian.

.

.

Madara menuju ke suatu tempat yang sudah ditunggu oleh para perdana menteri dan para pangeran. Sang kaisar itu duduk dikursi rapat sembari menopang dagunya dengan kedua tangan yang dia sandarkan pada meja.

"tidak perlu basa basi, katakan saja apa yang ingin kalian bahas denganku!"

"desa yang anda kunjungi bersama dengan selir Historia sekarang sudah menjadi wilayah yang subur. Sehingga terjadi banyak kericuhan warga desa lain yang mulai berdesakan menginginkan wilayah itu. Apa yang harus kita lakukan Yang Mulia?"

"jika semua orang mengganggu acara pembangunan bentengku, lebih baik singkirkan semua termasuk penduduk desanya!"

"jadi kita mengosongkan desa itu?" tanya Izuna, Madara berdehem.

Shisui menyela, "maaf Yang Mulia, sebenarnya apa yang terjadi pada tanah tandus itu? Kenapa bisa berubah? Apakah selirmu melakukan sesuatu?"

"ya! Dia yang menyuburkan tanah itu" jawab Madara singkat dan terdengar kesal.

"jadi rumor masyarakat yang menganggap Historia adalah dewi benar adanya. Bahkan mereka juga mulai memujanya"

Mata Madara seketika dibuat tersentak, bahkan matanya hampir keluar begitu saja dari kelopaknya. Dia mulai membatin, 'apa Historia melakukan sesuatu sebelum aku mengajaknya pulang waktu itu?'

Shisui mulai mencurigai tingkah sang kaisar yang terlihat menyembunyikan sesuatu. Segera dia memecahkan lamunannya itu. "ada apa Yang Mulia? Apakah ada sesuatu?"

"tidak! Hanya saja aku berpikir bagaimana caranya agar kita bisa segera membangkitkan mata ketiga milik Historia. Ah kau pangeran Obito, cepat carikan berbagai sumber informasi tentang sejarah dewi Kaguya!"

"baiklah Yang Mulia"

.

.

.

Sunset matahari yang hangat mewarnai langit. Suasana yang penuh semangat ini membuatku tak bosan meski menunggunya sampai tenggelam.

Duduk disebelah Madara sembari menatapnya melakukan hobi yakni membuat karya sastra. Dia terus memamerkan karyanya, dan seringkali mengajariku tentang seni didunia ini. Aku hanya berpikir seharusnya Tobirama menyukai seni, itulah harapan yang ku inginkan. Yah ku anggap didepan mataku sekarang adalah Tobirama dan itu membuatku tak bosan meski memandanginya tanpa berkedip.

"ada apa sayang? Apa aku terlihat sangat tampan sampai kau senyum-senyum sendiri?" kata Madara sembari mengagetkanku.

"yah kau tampan sekali!" jawabku yang masih menatap penuh cinta. Bahkan aku terbutakan bahwa dia adalah Tobirama.

The Gooddes Of Love (Naruto OC) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang