Part 26

43 5 1
                                    

⚔️⚔️⚔️⚔️⚔️⚔️

Hari dimana pertempuran besar dimulai. Kali pertamanya dalam sejarah mereka melawan penguasa yang menjadi momok jahat negeri-negeri yang kehilangan kendali atas kekuasaannya.

Tiga puluh ribu pasukan aliansi handal dikerahkan disini tanpa keraguan dihati. Mereka berduyun-duyun mengunjungi suatu tempat tujuan peperangan yang teramat jauh. Bermalam dan membawa bekal yang cukup sebagai penguat ketahanan hidup mereka.

Orang-orang penting dibagi dalam beberapa wilayah dalam strategi berperang. Pasukan awal digunakan untuk membawa informasi atau sebagai mata-mata penjaga wilayah perang sementara dan yang terakhir digunakan untuk bala bantuan.

Kami semua menaiki kuda secara bersama-sama dan menggunakan baju zirah perang. Ini aneh, rasanya tak nyaman, karena kali pertamaku memakainya. Dulu Madara tidak memberikan fasilitas semahal ini dengan alasan budak tak perlu menggunakan pakaian yang mewah. Begitu kejam dirinya terhadapku.

Sebelum kami mencari tempat bermalam yang kedua, kami harus melewati sebuah hutan rawa atau gambut yang berusia ratusan tahun memiliki jalan setapak berdasar lautan lumpur.

Banyaknya kelompok tumbuhan paku yang memiliki bagian pucuk menggulung seperti binatang kaki seribu dan akar gantung sangat mengganggu.

Pohon yang tingginya mencapai 100 meter memiliki batang silindris bebas cabang dengan kulit batang halus berwarna abu pucat dan hijau yang ditumbuhi oleh sebagian besar oleh lumut.

Kami turun melewati lumpur, aku yang lelah bersandar di bawah pohon besar yang kulitnya mengeluarkan getah.

"Apa ini pohon karet?" Gumamku sendiri.

"Jangan disentuh! Getah pohon rengas sangat beracun yang menyebabkan iritasi kulit atau bengkak" ujar Tobirama.

"Apa getah ini bisa dimanfaatkan sebagai pelumas panah?!"

"Bisa, hanya saja kita sudah tidak membutuhkannya" dia mengajakku untuk segera melanjutkan perjalanan.

Ku seka keringat yang bercucuran membanjiri pelipis. Rasanya ini seperti bermain film sungguhan. Tokoh doppelanger yang harus rela berpanas-panasan demi adegan penting.

"Kapan kita akan sampai kalau hutannya jauh sekali? Kenapa kita harus melewati dijalur ini sih?!" Gerutuku.

Tobirama mengelus kepalaku lembut. "Tak ada yang mudah melewati pertempuran sesungguhnya Historia sayang"

"Kau benar Historia-sama, hutan tua seperti rawa ini kenapa harus dilewati!! Lajurnya sulit apalagi kereta persediaan barang kita banyak yang tersendat akar gantung" ujar Yukata, sesama wanita tentu saja saling mengeluh.

"Hush jangan berkata yang aneh-aneh! Terima saja perintah atasan!" Sahut Maki.

"Pangeran Tobirama, kenapa kau mendadak menambah pasukan rahasia?" Tanya Pakura sang pengawasku lain dari pihak kerajaan Sabaku.

"Kita tak tahu apa rencana musuh. Bisa saja mereka ada yang menyelinap menjadi mata-mata diantara kita" jawab Tobirama waspada.

"Benar, kita harus berhati-hati"

Setelah keluar dari hutan gambut sejauh dua kilometer, kami berhenti di tanah lapang yang sangat besar seperti sabana yang hanya ditemukan tumbuhan rumput.

"Itu perkemahan kita?!" Tanyaku setelah melihat banyaknya tenda yang sudah dipersiapkan oleh prajurit sebelumnya.

"Benar, ayo kita beristirahat selama semalam" jawab Tobirama sembari menggandengku masuk ke dalam sebuah tenda khusus.

Ku lepaskan baju zirah yang panas itu dan meletakkannya diatas meja. Dua orang wanita datang membawa air dan membersihkan kakiku yang kotor. Begitu pula dengan Tobirama.

The Gooddes Of Love (Naruto OC) ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt