Hujan

6.1K 663 61
                                    

Sempet lupa kalau work ini konsepnya kumpulan wansyut😆

Jadi, kalau setiap chapternya loncat-loncat maklum yaa wkwk

.

happy reading~

.
.

Hujan tiba-tiba saja turun dengan sangat deras, membasahi jalanan yang semula diselimuti debu, membuat orang-orang yang tengah sibuk dengan urusan mereka seketika berhamburan mencari tempat berteduh.

Para pedagang sibuk menyelamatkan dagangan mereka, disertai umpatan-umpatan kecil akan cuaca yang tidak bisa diprediksi, membuat lagi-lagi mereka harus menanggung rugi akibat kerusakan yang disebabkan hujan.

Disudut lain, pinggir-pinggir bangunan telah dipadati oleh orang-orang yang berdesakan menyelamatkan diri dari derasnya air yang yang menitik kian lebat.

"Hm?" Wei Wuxian yang tengah sibuk menatap langit mendung dikejutkan dengan rasa hangat yang tiba-tiba saja menyelimuti tubuhnya, ia melirik jubah putih yang kini tersampir dikedua bahunya dan beralih pada Lan Wangji yang telah kembali menikmati teh hangat dari cangkirnya.

Pria berwajah tegas dengan iris sewarna emas dan sorotan tajam itu tampak tak peduli dengan serangan udara yang kian membeku. Dengan mata yang sedikit tertutup saat cangkir teh menutupi bagian bawah wajahnya, ketenangan Lan Wangji membuat keagungannya sebagai HanGuang Jun terpancar semakin kuat.

Dan lagi-lagi, sisi itu membuat Wei Wuxian harus bersusah payah menahan debaran gila dijantungnya.

Dan bahkan meski ia sudah hidup bersama dengan pria itu bertahun-tahun, nyatanya ia masih saja terpesona pada setiap sisi yang dimiliki Lan Wangji.

Entah ketika ia hendak menutup mata dimalam hari, atau ketika ia membuka mata dikeesokan harinya, Wei Wuxian tidak pernah bosan menghabiskan sepuluh menitnya hanya untuk menatap wajah itu dalam jarak yang dekat.

Mungkin, ia sudah kecanduan dengan Lan Wangji, kekeke

Ia bahkan tak menyadari ekspresi seperti apa yang saat ini dia buat ketika melihat adegan minum teh a la Lan Wangji itu.

Seperti, semua pusat hidupnya hanya berporos pada Lan Wangji seorang.

"Berhenti menatapku seperti itu, Wei Ying."

Wangji menyadarinya, namun tak sedikitpun menggeser irisnya meski sekedar untuk melirik Wei Wuxian yang tersenyum sumringah kala mendengar suara beratnya.

Hanya, Lan Wangji tak ingin lepas kendali di kedai tempat mereka berteduh saat ini kalau-kalau sifat binal istrinya tiba-tiba terpicu saat ia merespon tingkahnya yang seperti ini.

Yah, sudah sering terjadi.

Saat Wei Wuxian menatapnya dengan sangat intens, dan ketika ia meresponnya, maka pemuda itu akan menerjangnya dalam ciuman tak tau malu.

"Kenapa? Kau tidak suka aku menatapmu seperti ini?" Katanya dengan suara sedih yang jelas sekali dibuat-buat.

Tangannya merayap, menyentuh punggung tangan Wangji yang masih menggenggam cangkir yang kini telah kosong. Jari lentiknya membelai penuh tendensi, seolah mencoba merobohkan sikap tenang pasangan hidupnya itu.

anthology of wangxianWhere stories live. Discover now