Pembakar Dupa II

5.9K 677 96
                                    

Pembakar dupa bagian is back :3

Happy reading y'all~

.
.

Setelah kejadian dimana si kembar yang tak sengaja terkena efek pembakar dupa aneh dikamar orang tua mereka, rasa penasaran Lan Shuwan akan masa muda ayah dan ibunya semakin menggebu-gebu.

Meski, ibunya kadang bercerita tentang kisah masa mudanya dengan sang ayah atau bagaimana hebatnya mereka dulu, ada bagian dalam dirinya yang mengatakan bahwa masih ada banyak hal yang belum sepenuhnya diceritakan.

Terlepas dari peristiwa bersejarah tentang suling hantu yang ibunya gunakan untuk melawan Klan Wen dalam Kampanye Memanah Matahari, atau bagaimana hebatnya peristiwa penyerangan di bukit Luanzang yang berakhir dengan kematian si  Yiling Laozu yang legendaris, Lan Shuwan tak pernah mengetahui lebih jauh lagi selain apa yang ia baca dalam gulungan sejarah dipaviliun perpustakaan.

Semua itu dikisahkan hanya berdasarkan pada perspektif sipenulis, dan kebanyakan menyudutkan posisi ibunya yang dianggap telah menyimpang dan memporak-porandakan ajaran murni kultivasi.

Dan setelahnya, ia maupun sang kakak emggan menyentuh gulungan itu lagi.

Membaca kisah tragis mengenai ibunya adalah sebuah luka tersendiri. Sedangkan keduanya, tak pernah sekalipun mendengar pembelaan dari sang ibu.

Setiap kali mereka bertanya, maka Wei Wuxian hanya akan tersenyum dan mengatakan, "A Li, A Shuwan, tidak penting bagaimana masa lalu terjadi, yang terpenting adalah apa yang saat ini kalian lihat. Itu semua sudah menjadi sejarah yang tak bisa diubah, bagaimanapun kalian mencoba memperbaikinya."

"maka dari itu, kalian harus membuat sejarah yang lebih baik dari A Niang, oke?"

Lalu, entah Lan Yanli maupun Lan Shuwan tak pernah berani bertanya tentang hal itu lagi.

Ada sebersit kesedihan yang mereka lihat dibalik iris cemerlang sang ibu.

Bagai sabetan pedang yang menyasar tepat diluka yang masih berdarah, mereka merasakan nyeri tak kasat didada mereka.

Akan tetapi, setelah bertahun-tahun berlalu, terlebih setelah menyaksikan pertemuan pertama orangtuanya dalam mimpi tempo lalu, itu semacam menjadi cambukan untuk Lan Shuwan, dimana rasa penasarannya kembali digali, bahkan lebih dalam lagi.

"Jiejie." Lan Shuwan memanggil lirih pada sang kakak yang tengah khusyuk dengan meditasinya.

Perlahan, iris serupa milik ibu mereka nampak ketika Yanli membuka matanya perlahan, "apa?" Ia bertanya dengan nada super kalem seperti biasa, gadis itu memang mengkopi sifat sang ayah habis-habisan.

Diseberang sana, Lan Shuwan tersenyum sambil memerkan benda yang ia sembunyikan dibalik jubah putihnya.

Bukankah itu dupa aneh yang mereka temukan di kamar orangtua mereka?

Alis Yanli tertaut heran, "kau mengambilnya dari kamar A Niang?"

Bungsu Lan menggeleng, dengan tergesa ia berdiri dari tempat duduknya menuju tempat dimana kakaknya tadi bermeditasi, sedikit celingukan memperhatikan situasi paviliun yang cukup sepi lalu kembali mengeluarkan benda aneh itu untuk ia berikan pada sang kakak, "aku menemukannya digudang barang antik. Persis seperti milik A Die dan W Niang, kan?" Ia menatap sulung Lan dengan penuh antusiasme, berharap kali ini sang kakak menyetujui gagasannya untuk mencari masa lalu orangtua mereka melalui mimpi seperti waktu itu.

Jemari ramping Yanli membelai permukaan benda aneh itu, mengamatinya dengan seksama hingga tanpa sadar ia mulai tenggelam dalam pikirannya sendiri.

anthology of wangxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang