Btw, ada yang nonton we best love? Atau history 4?
Wkwkwk
Dah ah, happy reading~
.
.Ada yang aneh dengan tingkah Wei Wuxian hari ini, dan itu cukup untuk membuat sikembar serta Lan Sizhui juga Lan Jingyi penasaran setengah mati.
Mereka menatap lekat-lekat Wei Wuxian seolah tengah memastikan jika istri sah HanGuang Jun itu tidak sedang kesurupan makhluk astral- ekhm, ini sih pemikiran JingYi saja.
"Wei Ying, minum teh mu."
Wangji menggeser cangkir berisi teh yang telah sedikit anyep kehadapan Wei Wuxian yang tengah sibuk memeriksa catatan perburuan malam murid-murid Wangji.
"Mn." Balasnya tenang, mengambil cangkirnya dan menyesap isinya pelan.
"Ini enak, terimakasih."
Senyuman kecil yang tidak biasa itu!
Jingyi hampir saja terjungkal dari duduknya. Ia kemudian menyikut Sizhui dan berbisik, "apa yang terjadi pada senior Wei?"
Namun begitupun dengan Sizhui, ia menggeleng kecil sembari matanya terus memperhatikan sikap tenang yang ia pikir mustahil dimiliki senior kesayangannya itu.
"A Niang."
Lan Shuwan memanggil.
"Mn?"
Bahkan untuk ukuran anak yang keluar dari rahimnya, A Shuwan merasa jika yang dihadapannya bukan seperti ibunya yang normal.
Ekhm, iya, sikap normal Wei Wuxian adalah ketika ia menjadi tidak normal untuk kebanyakan orang- Oopps.
Lan Shuwan menggelengkan kepalanya saat Wei Wuxian menatapnya dengan penuh kelembutan.
"A ah, tidak hehe." Katanya dengan senyum gugup.
Jingyi lantas melirik Lan Shuwan yang tampak sama bingungnya dengan dirinya.
Sebenarnya, apa yang telah merasuki seniornya yang biasa bar bar itu?!!!
"A Niang, bagaimana catatanku? Apakah ada yang keliru?"
Berbeda dengan kakak dan adiknya, Lan Yanli sama sekali tak terpengaruh dengan perubahan sikap Wei Wuxian yang menjadi lebih kalem itu, gadis Lan itu masih fokus pada catatannya yang tengah diperiksa sang ibu dan harap-harap cemas menantikan reaksinya.
Wei Wuxian mendongak dan memberikan catatan yang telah selesai ia periksa, "sangat baik, seperti biasa."
Yanli tersenyum dan mengambil gulungan miliknya.
"Milik A Shuwan juga sangat bagus." Gantian dirinya memberikan catatan sibungsu dan memberikannya pada A Shuwan yang diterima dengan ragu-ragu.
"Cobalah untuk mengerucutkan uraian analisamu agar lebih akurat." Koreksi Wangji.
"Baik A Die." Jawab sikembar serentak.
Setelah beberapa diskusi bersama Sizhui dan Jingyi, Lan Wangji lantas pamit dan keluar dari paviliun bersama Wei Wuxian yang mengekor dibelakangnya.
Ibu dua anak itu menunjukan gestur tak biasa, bukan lagi grasa grusu atau tingkah manja yang biasa ia lakukan pada Wangji melainkan hanya berjalan normal dengan anggun dan tenang.
"Oh ya tuhan, demi jenggot Tuan Qiren! Apa itu benar senior Wei?!" Jingyi memekik tertahan begitu dua orang seniornya telah menghilang, ia memegang dadanya dengan ekspresi tak percaya pada apa yang baru saja ia saksikan.