wangxian song

17K 1.7K 106
                                    

Hari ini Sizhui, Jingyi dan Jinling sedang melakukan perburuan malam bersama.

Mereka baru saja membereskan kekacauan yang dibuat orang-orang desa; menggali kuburan dan mengambil harta yang terkubur didalam peti.

Orang-orang desa pada akhirnya membuat sebuah rumor, bahwa desa mereka dihantui hantu ganas setelah beberapa warga lainnya memergoki mayat-mayat tergeletak di tanah dengan peti yang rusak.

Tak ingin dicurigai bahwa merekalah yang telah mencuri disana.

"Tsk, ini hanya membuang-buang waktu saja! Kupikir akan ada hantu yang  luar biasa ganas, ck." Jinling masih mendumal. Merasa dongkol karena telah tertipu.

"Kenapa kau berambisi sekali mencari hantu ganas? Pamanmu bahkan lebih menakutkan dari hantu ganas-eh." Jingyi menutup mulutnya dengan kedua tangan, ia merutuki mulutnya yang terkadang tidak memiliki filter.

"Apa katamu?!"

Lan Sizhui menepuk dahinya frustasi. Ia menatap miris kedua temannya yang saling menjambak. "Jingyi, Jin Gongzi ayo hentikan." Ia melerai Jingyi dan Jinling, menahan dada mereka agar tidak lagi saling menjambak.

"Sizhui, lepaskan. Nona muda itu butuh pelajaran!"

"Siapa yang kau bilang nona muda, ha?!  Aku akan mengadukan ucapanmu pada jiu jiu, lihat saja!"

"Kau pikir aku takut? Aku juga akan mengadukanmu pada Hanguang-jun!"

Rasanya Sizhui ingin menangis. Ia membutuhkan Senior Wei nya sekarang.

Beberapa detik kemudian suara seruling terdengar, makin lama makin mendekat.

"Senior Wei datang!"

Sizhui lega, Jingyi dan Jinling segera memperbaiki penampilan mereka.

Dikejauhan, mereka melihat Lan Wangji berjalan dengan anggun. Jubah putihnya seperti cahaya dalam kegelapan.

Jinling bahkan masih merasa takjub tiap kali melihat Lan Wangji yang berjalan seperti itu. Meski ia tak mengakuinya terang-terangan.

"Hanguang-jun"

Mereka memberikan hormat.

"Mn."

"Hangguang Jun, dimana Senior Wei?"

Sizhui penasaran, tadi suara serulingnya begitu jernih namun ia tak menemukannya disisi Hangguang-Jun.

"Wei ying." Wangji sedikit menoleh ke belakang. Suara tawa tertahan terdengar. Wei Wuxian muncul dari balik jubah Lan Wangji yang seketika membuat pipi ketiga juniornya memerah.

Bahkan Jinling seperti hendak kembali naik pitam.

"Bagaimana perburuannya?" Ia bertanya setelah keluar dsri jubah Wangji dan sekarang berjalan ke arah ketiganya sambil meminkan Chenqing diantara jari lentiknya.

"Kami tertipu."

Sizhui menjawab lesu. "Sudah kuduga. Lan zhan, ayo kita beri pelajaran kepada mereka nanti!"

"Mn."

Wei Wuxian kembali menatap ketiga juniornya dan menepuk pundak mereka satu-satu. "Kerja bagus. Kita bisa mencari tempat lain lagi nanti, sekarang kita cari penginapan terdekat."

Mereka pergi. Sizhui, Jingyi dan Jinling berjalan di belakang Wei Wuxian dan Lan Wangji.

Mendengarkan alunan chenqing yang lembut.

"Senior Wei."

Wei wuxian berhenti bermain. Ia menoleh nenatap Sizhui. "Hm?"

"Itu, lagu yang anda mainkan. Aku belum pernah mendengarnya."

"Benarkah? Kau mau tau siapa yang membuatnya?"

Bukan hanya Sizhui, Jingyi bahkan merasa penasaran. Hampir semua lagu mereka menghapalnya, tapi lagu yang Wei Wuxian mainkan bahkan terasa sangat lembut dan indah.

Jinlingpun diam-diam menanti jawaban Wei Wuxian.

"Hangguang-jun." Wei Wuxian tertawa lebar, dari tadi ia berjalan mundur dengan tangan Wangji yang memeluk perutnya. Khawatir ia akan tersandung dan jatuh.

Ketiganya terperangah, "benarkah? Wah hebat." Jingyi berdecak kagum. Makin lama ia makin mengidolakan Hangguang-jun.

"Tapi aku belum pernah mendengar Hangguang-jun memainkannya."

Wei Wuxian terkekeh. "Tentu saja. Lagu ini dia ciptakan khusus untukku, jadi Hangguang-Jun hanya akan memainkannya untukku. Iya kan Lan Zhan?"

Sebenarnya ia hanya ingin menggoda mereka saja. "Mn." Namun Wangji benar-benar menjawabnya.

"Ah, bagaimana jika kita jadikan sebagai salah satu pelajaran resmi saja?" Ia menatap Wangji dari samping, sejenak mengagumi fitur wajah Wangji yang sempurna. Ah, ia ingin menciup pipi seputih porselen itu.

"Selama kau senang."

Wei Wuxian kembali tertawa kecil. Ah, ia sangat mencintai pria ini.

Suzhui berdehem kecil, Jingyi dan Jinling sudah memalingkan wajah. Merasa berdosa telah melihat interaksi pasangan dihadapannya.

"Lalu, Senior Wei. Apa judul lagunya?"

"Kau ingin tau?"

Sizhui mengangguk antusias.

Wei Wuxian mengangkat sebelah ujung bibirnya.

"Lagu setiap hari WangXian."

"Hah?"

"Setiap hari? Apa artinya?" Jingyi mengernyit.

Wei Wuxian tertawa lebar, "setiap hafi ya setiap hari. Iya kan Lan Zhan?"

Untung ketiga juniornya tidak bisa melihat telinga Wangji yang telah memerah.

"Wei Ying."

Wei Wuxian menghentikan tawanya, pelukan Wangji semakin erat diperutnya. Suaranya berat dan dalam.

Ia tau, ia akan mati malam ini.

anthology of wangxianWhere stories live. Discover now