Ngidam

17.4K 1.5K 83
                                    

Lan Xichen mengerutkan dahinya penasaran ketika melihat Lan Wangji yang sedari tadi berkutat di dapur.

Adiknya itu sibuk memotong beberapa bahan makanan kedalam panci.

"Wangji, sedang apa?"

Lan Wangji membalikan badannya, "Xiongzhang. Aku sedang membuat sup akar teratai untuk Wei Ying."

Lan Xichen berjala  ke arah tungku, ia membungkuk dan mencium sedikit aromanya.

"Sepertinya kau belajar keras untuk membuat ini." Zewu Jun tersenyum, ia merasa adiknya telah banyak berubah semenjak Wei Wuxian lahir kembali.

"Wei Ying sangat menyukainya."

Lan Xichen mengangguk. "Apa Wei Gongzi baik-baik saja?"

Ia membantu adiknya dengan mengaduk isi panci.

"Dia baik. Hanya terkadang merasa mual dipagi hari."

Lan Xichen membawa bahan yang tadi dipotong Wangji dan memasukannya kedalam panci. "Xiongzhang, biar aku saja."

"Tidak apa. Aku juga ingin melakukan sesuatu untuk adik ipar." Ia tersenyum lembut pada adiknya itu.

"Bagaimana perkembangan calon bayi kalian?"

"Tabib bilang semuanya baik-baik saja. Meski tubuh Wei Ying sedikit lemah, tapi bayi kami tumbuh dengan sehat."

Lan Xichen berbalik, ia menepuk pundak Wangji pelan. "Syukurlah. Aku senang mendengarnya."

"Mn."

Wangji kembali mengambil alih tugasnya, sedang Lan Xichen undur diri untuk kembali ke kediamannya untuk memeriksa catatan perburuan malam Junior Gusu.

.
.

Pintu Jingshi terbuka, seketika aroma sup akar teratai yang dibawa Lan wangji memenuhi seisi ruangan itu.

Wei Wuxian yang merebahkan kepalanya diatas meja kerja Wangji menegakan tubuhnya sumringah.

"Lan Zhan, akhirnya kau datang! Perutku sudah demo dari tadi." Ia mengulurkan tangannya tak sabar.

Wangji berjalan ke arah istrinua itu. Ia meletakan mangkuk berisi sup akar teratai dihadapan Wei Wuxian.

Seketika pemuda Wei itu menghirup aroma menggugah dari sana.

"Wah, aromanya persis seperti buatan shijie." Ia mengambil sumpit yang  telah Wangji siapkan.

"Luar biasa! Kau memang yang terbaik dari yang terbaik. Lan Zhan, aku semakin mencintaimu." Ia meracau.

"Wei Ying, pelan-pelan." Wangji mengusap sudut bibir Wei Wuxian yang belepotan. Ia menuangkan teh hangat kedalam cangkir Wei Wuxian.

"Ini sangat enak. Baobao bahkan sampai bergerak aktif didalam perutku." Sebelah tangannya mengusap perutnya yang sudah agak besar.

Ini adalah bulan ke-5 kandungannya. Gerakan bayinya sudah lumayan aktif hingga kadang membuat Wei Wuxian meringis geli ketika bayinya bergerak.

Lan Zhan bahkan sering terbangun malam-malam hanya untuk mengusap perut Wei Wuxian untuk menenagkan bayinya.

Ia tak keberatan sama sekali.

Lebih dari itu, Lan Wangji merasa sangat bersyukur karena tuhan memberinya kepercayaan untuk menjadi seorang ayah.

"Lan Zhan. Sepertinya baobao masih ingin sesuatu." Wei Wuxian mencondongkan tubuhnya agar Wangji lebih leluasa membersihkan wajahnya.

Setelah bersih, calon ayah muda itu mengecup bibir Wei Wuxian yang mengerucut.

anthology of wangxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang