Pensiun II

3.3K 348 62
                                    

Hoooyy!!
Balik lagi ke buku ini, ada yang kangen gak?? /Overpede/ㅠ.ㅠ

.
.
.

Jika mengingat kejadian laknat tiga bulan lalu rasanya Lan Sizhui ingin sekali meminta pada Jin Ling agar melesatkan anak panahnya ke kepalanya supaya ia bisa melupakan memori mengerikkan itu.

Terlebih dengan fakta bahwa dua adik kesayangannya -yang selama ini selalu ia jaga kepolosan mereka dengan sepenuh hati- juga turut ternodai oleh adegan tak senonoh kedua orangtua mereka.

Fyuuh

Sizhui menghela napas, mencoba menenangkan hatinya agar tidak mengamuk kalau-kalau mereka mendapati tontonan dewasa dua senior kebanggaannya untuk kesekian kalinya.

Lan Sizhui sudah lelah, mau mengibarkan bendera perang saja jika kali inipun dua seniornya itu tidak dapat mengontrol diri.

"Oy Sizhui, kau seperti orang yang sedang dilanda frustasi saja." Jin Ling yang sedari tadi memperhatikan Lan Sizhui tidak tahan untuk bertanya. Temannya yang selama ini selalu terlihat kalem dan anggun tiba-tiba saja menunjukan perilaku aneh. Sebentar-sebentar menghela napas, lalu menggeram, kemudian menepuk dahinya, terus melakukan itu berulang-ulang selama perjalanan mereka menuju pondok dimana Wei Wuxian dan Lan Wangji tinggal.

"Sizhui, apa kau mulai gila dengan kelakuan murid-murid tamu di sekte kita? Mereka memang menyebalkan sih, apalagi murid tamu dari Lanling, tingkat menyebalkannya setara hantu ganas- aaarrrrggghh!!" Cerocosan Jing Yi diakhiri teriakan melengking ketika Jin Ling yang tanpa perasaan menempeleng kepalanya hingga tersungkur ke semak-semak disepanjang jalan yang mereka lalui. Ketua sekte muda itu mendengus dengan seringai puas mendapati Jing Yi yang kesulitan untuk keluar dari semak-semak yang memerangkap tubuhnya.

"Jin Ling kau bedebah! Cepat keluarkan aku dari sini!" Ia mencak-mencak dengan tubuh menggeliat kesusahan.

"Itu karma untuk mulutmu!" Ejeknya kemudian pergi begitu saja meninggalkan Jing Yi dengan siulan.

Lan Yanli yang sedari tadi mengekor dibelakang gege-gegenya hanya menggeleng. Usia mereka sudah masuk kepala tiga tapi kelakuannya masih saja seperti bocah. Untung saja mereka adalah Gege kesayangannya, kalau bukan sudah pasti ia segel dengan mantra diam mulut-mulut berisik itu.

"A Shuwan, hati-hati dengan pijakanmu. Ranting-ranting disini sepertinya sedikit rapuh." Jin Ling memperingati Lan Shuwan yang meloncat dari satu pohon ke pohon lainnya. Bocah hyper keturunan dari Lan Wangji dan Wei Wuxian itu seakan terobsesi dengan pohon-pohon. Semenjak mereka keluar dari kawasan perkotaan dan memasuki kawasan hutan, bocah itu sudah menghilang dibalik rerimbunan pohon dan berlari menjelajah dahan-dahan tinggi itu satu persatu.

Benar-benar keturunan murni Wei Wuxian.

Dari sini, atap pondok yang tertutup jerami mulai kelihatan. Lan Shuwan yang berada diketinggian menyipitkan matanya kemudian melambai heboh, "A Niang!!!" Teriaknya, mempercepat langkah hingga meninggalkan kakak-kakaknya dibelakang.

Sementara Lan Sizhui yang sejak tadi tak fokus mendadak pucat begitu adik bungsunya itu meneriakan panggilannya untuk Wei Wuxian.

Mereka tidak sedang melakukan hal yang aneh-aneh, kan? Batinnya was-was.

Uh, bahkan di usianya yang ke-tiga puluh Lan Sizhui masihlah menjadi makhluk polos setara si kembar, ckck

"Zhui Gege baik-baik saja?" Lan Yanli yang sudah berada disampingnya bertanya, gadis itu menatap gegenya khawatir. Apalagi dengan wajahnya yang memerah.

anthology of wangxianWhere stories live. Discover now